Sabtu, 24 Desember 2011

JADILAH SEPERTI KUPU-KUPU YANG INDAH (KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab)

Dalam point pertama maklumat Pangersa Abah (Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin r.a) disebutkan agar kita meningkatkan kesadaran dan keikhlasan untuk melaksanakan ibadah, baik shalat fardhu, shalat sunat, dzikrullah, khataman, manakiban maupun ibadah lainnya dan berusha menjadi panutan bagi ikhwan/akhwat TQN PP. Suryalaya khususnya serta masyarakat pada umumnya.

Mengapa kita harus meningkatkan ibadah? Karena ibadah itulah tujuan hidup manusia di dunia ini. Silahkan menjadi bisnisman, pejabat, ulama, ilmuan, bintang film dan sebagainya asal jangan lupa untuk selalu beribadah. Karena segala sesuatu pekerjaan kalau tidak menjadi ibadah tidak ada ganjarannya (mubadzir). Sehingga banyak sekali pekerjaan yang kelihatannya seperti ibadah, tetapi karena niatnya yang salah maka tidak menjadi ibadah. Sebaliknya pekerjaan yang kelihatannya duniawi dikarenakan baik niatnya maka menjadi amal ibadah.

Jumat, 23 Desember 2011

‎10 KERUSAKAN DALAM MERAYAKAN TAHUN BARU MASEHI (Muhammad Abduh Tuasikal)

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah, Rabb yang memberikan hidayah demi hidayah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir zaman. Manusia di berbagai negeri sangat antusias menyambut perhelatan yang hanya setahun sekali ini. Hingga walaupun sampai lembur pun, mereka dengan rela dan sabar menunggu pergantian tahun. Namun bagaimanakah pandangan Islam -agama yang hanif- mengenai perayaan tersebut? Apakah mengikuti dan merayakannya diperbolehkan? Semoga artikel yang singkat ini bisa menjawabnya.

Bolehkah Seorang Muslim Mengucapkan Selamat Natal ? (Muhammad Abduh Tuasikal)

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa shalaatu wa salaamu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Sudah sering kita mendengar ucapan semacam ini menjelang perayaan Natal yang dilaksanakan oleh orang Nashrani. Mengenai dibolehkannya mengucapkan selamat natal ataukah tidak kepada orang Nashrani, sebagian kaum muslimin masih kabur mengenai hal ini. Sebagian di antara mereka dikaburkan oleh pemikiran sebagian orang yang dikatakan pintar (baca: cendekiawan), sehingga mereka menganggap bahwa mengucapkan selamat natal kepada orang Nashrani tidaklah mengapa (alias ‘boleh-boleh saja’). Bahkan sebagian orang pintar tadi mengatakan bahwa hal ini diperintahkan atau dianjurkan.

JANGAN SALAH MENDIDIK ANAK (Ust. Zaenal Abidin bin Syamsudin, Lc)

Lembaga pendidikan hanya sebuah sarana dan sekolah hanya sekadar tempat singgah anak untuk menjalani persiapan menuju jenjang pendidikan berikutnya. Namun, sangat disayangkan sebagian lembaga pendidikan ternyata lebih banyak mewarnai perilaku dan tabiat buruk anak. Oleh karena itu, bila sukses dunia-akhirat adalah pertimbangan utama, maka orangtua harus pandai-pandai memilih lembaga pendidikan yang sejalan dengan syariat Islam.

Banyak orang awam dan berkantong tebal salah dalam memilih lembaga pendidikan. Alih-alih mempertimbangkan kebersihan akidah dan keluhuran akhlak bagi anak-anaknya, mereka hanya berorientasi pada keberhasilan di dunia. Alhasil, mereka hanya memilih sekolah favorit yang ternama dan bergengsi walaupun harus mengeluarkan biaya yang sangat besar. Sekolah mahal dipakai sebagai alat pengangkat prestise orangtua, sekadar alat untuk menunjukkan bahwa orangtua mampu menyekolahkan anak di sekolah pilihan orang kaya. Bila sudah begini, janganlah terlalu berharap memiliki anak shalih.

Orang Tua yang Lalai Memperhatikan Anak (Abu Abdillah Ahmad bin Ahmad Al-Isawi)

Termasuk faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya dekadensi moral pada anak-anak dan terbentuknya kepribadian yang buruk pada diri mereka adalah kurangnya perhatian kedua orang tua untuk mengajarkan akhlak yang mulia kepada si anak dan dikarenakan kesibukan mereka hingga tidak ada kesempatan untuk mengarahkan dan mendidik anak-anaknya.

Apabila seorang ayah tidak lagi peduli terhadap tanggung jawabnya untuk mengarahkan dan mendidik serta mengawasi anak-anaknya, dan dikarenakan faktor tertentu, si ibu kurang menunaikan kewajibannya dalam mendidik si anak maka tidak diragukan lagi si anak akan tumbuh seperti anak yatim yang tidak memiliki orang tua, ia hidup bagai sampah masyarakat, bahkan suatu saat akan menjadi penyebab terjadinya kerusakan dan kejahatan di tengah-tengah umat. Kecuali Allah Ta’ala menginginkan hal lain. Semoga Allah merahmati orang yang mengatakan,

Senin, 19 Desember 2011

MATERI KHUTBAH BULAN SYA’BAN ALMU’ADZOM (Ujang Abdurrahman)

ﺍﻠﺤﻣﺩ ﷲ ﺍﻠﺫﻯ ﻻﺗﺩﺮﻛـﻪ ﺍﻠﻌﻴـﻮﻦ, ﻮﻻﺗﻤﺜـﻠﻪ ﺍﻠﻇـﻨﻮﻦ, ﻮﻻﺗﻠﺤـﻘﻪ ﺮﻴﺐ ﺍﻠﻤـﻨﻮﻦ
ﻮﺗــﺎﻫـﺖ ﻔﻰ ﻛـﻴـﻔـﻴـﺔ ﻋﻆﻤـﺗﻪ ﺍﻠﻌﺎﺮﻔﻮﻦ, ﻮﺗﺤﻴـﺮ ﻔﻰ ﺍﺰﻠﻴـﺗﻪ ﺍﻠﻤـﺗﻔﮑﺮﻮﻦ
ﻻﻴـــــﻘﺎﻞ ﺍﻴﻦ ﻛﺎﻦ ﻮﻻ ﻛـﻴﻒ ﻛــﺎﻦ ﻮﻻ ﺍﻴــﻦ ﻴـــــــﮑﻮﻦ

ﺍﺤــﻤﺪﻩ ﺴــﺒﺣﺎﻧﻪ ﻮﺗﻌﺎﻠﻰ ﻮﺍﺗﻮﺐ ﺍﻠــﻴﻪ ﻮﺍﺷـﮑﺮﻩ ﻮﻗﺪ ﻔــﺎﺰ ﺒﺸﮑﺮﻩ ﺍﻠﺷــﺎﻛﺮﻮﻦ
ﻮﺍﺸـــﻬﺪ ﺍﻦ ﻻ ﺍﻠﻪ ﺍﻻ ﺍﷲ ﻮﺤــﺪﻩ ﻻ ﺸــﺮﻴﻙ ﻠـﻪ ﺍﻠﻌﺎﻠﻢ ﺒﻤﺎ ﻛﺎﻦ ﻗﺒﻞ ﺍﻦ ﻴﮑــــﻭﻦ
ﻭﺍﺷﻬﺩ ﺍﻦ ﺳﻴﺩﻧﺎ ﻭﻧﺒﻴﻧﺎ ﻤﺤﻤﺩﺍ ﻋﺒﺩﻩ ﻭﺮﺳﻭﻟﻪ ﻧﺒﻲ ﺸﺭﻒ ﺒﻪ ﺍﻷﻧﺒﻳﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﺭﺳﻟﻭﻦ

ﺍﻟﻟﻬﻡ ﺼﻞ ﻭﺳﻟﻡ ﻭﺒﺎﺭﻙ ﻋﻟﻰ ﺳﻴﺩﻧﺎ ﻤﺤﻤﺩ ﻭﻋﻟﻰ ﺍﻟﻪ ﻭﺍﺼﺤﺎﺒﻪ
ﺼﻼﺓ ﻭﺴـﻼﻤـﺎ ﺩﺍﺌﻤــﻴﻦ ﻤﺗﻼﺰﻤـﻴﻦ ﺍﻠﻰ ﻴﻭﻢ ﻳﺑـﻌـﺜـﻭﻦ, ﻭﺴﻠـﻢ ﺗﺳـﻠﻳـﻤﺎ ﻛﺜــﻴﺮﺍ

٭ ﺍﻤــــﺎ ﺑـــﻌﺩ ٭

Idul Adha (Hari Raya Kurban) Diresume oleh : Ujang Abdurrahman

November 27th, 2009
Sumber : Buku Kurban dan Permasalahannya

“KURBAN DAN PERMASALAHANNYA”

Bab 1
Pendahuluan
Kata kurban berasal dari bahasa Arab yang secara bahasa artinya dekat. Adapun pengertian secara istilah adalah menyembelih hewan pada hari Idul Adha dan tiga hari di hari tasyriq untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bab 2
Sejarah Kurban
A. Peristiwa Pertama
Kurban pertama terjadi pada zaman Nabi Adam a.s yang dilaksanakan oleh puteranya, Qabil dan Habil. Qabil diperintahkan untuk mengeluarkan hasil pertaniannya, sementara Habil diperintahkan untuk mengeluarkan hewan-hewan peliharannya. Habil yang sholeh memilih hewan terbaik yang dimilikinya sedangkan Qabil memilih produk-produk pertaniannya yang jelek. Hasilnya kurban yang dikeluarkan Habil diterima oleh Allah sementara kurban Qabil tidak diterima.

GURU SEBAGAI JURU SELAMAT (Ujang Abdurrahman)

Kategori Artikel Baik dalam Seminar JIBBS, Puncak - Bogor

Sulit dibuktikan ternyata sistem pendidikan yang terus ditumbuh kembangkan di setiap sekolah masih saja belum bisa sepenuhnya menyuguhkan lulusan yang memiliki ilmu atau keahlian dan mau mengamalkannya dalam masyarakat. Akhir - akhir ini memang banyak pelajar yang hanya menjadikan sekolah sebagai tempat belajar mencari kerja bukan tempat belajar mencari ilmu. Siswa belajar hanya untuk bisa ikut ujian, setelah ikut ujian bisa mendapatkan ijazah, setelah memiliki ijazah bisa melamar pekerjaan dan akhirnya bisa bekerja dengan gaji yang besar.