Rabu, 18 Januari 2012

Wasiat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani

Antara Sholat Syariat dan Sholat Thoriqoh - Nasihat Spiritual Hazrat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani

Sholat Syari’ah, anda sudah tahu ayat :
Peliharalah sholat-sholat…” (Al-Baqoroh: 238)
yang disana tentu ada rukun-rukun sholat secara lahiriyah dengan gerakan-gerakan jasmani, seperti berdiri, ruku’, sujud, duduk, suara dan lafadz yang diucapkan. Semua itu masuk dalam ayat, “Peliharalah….”

Sedangkan Sholat Thoriqoh, adalah sholatnya qalbu, yaitu sholat yang diabadikan. Dalam ayat itu berlanjut : “Dan sholat yang di tengah..” atau disebut sebagai Sholat Wustho, yaitu sholatnya qalbu, karena qalbu itu diciptakan posisinya di tengah, antara kanan dan kiri, antara bawah dan atas, antara bahagia dan sengsara, sebagaimana sabda Nabi Saw, : “Qalbu berada diantara dua Jemari dari jemari-jemari Ar-Rahman, dimana Allah membolak-balikkannya semauNya…” (HR. Muslim, dan juga dikutip oleh Al-Ghazali dalam Al-Ihya’).

Yang dimaksud dengan Dua Jemari adalah dua sifatNya, Al-Qahr (Yang Maha Memaksa) dan Al-Luthf (Yang Maha Lembut), sebab Allah Maha Suci dari Jemari-jemari. Maka menjadi jelas maksud ayat tersebut adalah Sholat Qalbu. Apabila Sholat Qalbu rusak, maka Sholatnya pun rusak termasuk sholat jasmaninya, sebagaimana hadits Nabi Saw, “Tidak ada sholat melainkan dengan hati yang hadir di hadapan Allah.”  

Orang yang sholat bermunajat kepada Tuhannya, dan tempat munajat itu qalbu (hati). Jika hatinya alpa, maka rusak pula sholatnya. Hati adalah pokoknya, yang lain hanyalah pengikutnya, sebagaimana dalam hadits Nabi Saw. “ Ingatlah! Sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila ia bagus maka bagus pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ingatlah, daging itu adalah qalbu…” (Hr. Bukhori).

Sholat syariat itu ada waktunya, setiap hari dan malam, lima kali. Disunnahkan berjama’ah di masjid dan harus menghadap Ka’bah, mengikuti iman, tanpa ada sikap pamer dan popularitas. Sedangkan Sholat Thoriqoh itu adalah Dzikrullah sepanjang hidup. Masjidnya adalah qalbunya. Jama’ahnya adalah perkumpulan kekuatan-kekuatan batin, untuk sibuk terus menerus mengingat Nama-nama Allah dan mentauhidkan Allah dengan lisan batin. Imamnya adalah rasa rindu dalam spirit qalbu (Fuad). Dan kibaltnya adalah Al-Hadrah al-Ahadiyah (Manunggal hamba-Allah dalam KeesaanNya) dan Keindahan ShomadiyahNya, itulah kiblat Hakikat.

Qalbu dan Ruh sibuk dengan sholat Thariqat ini sepanjang zaman. Karena Qalbu tidak mati dan tidak tidur. Ia sibuk dalam tidur dan jaga dengan kehidupan qalbu, tanpa suara, tanpa berdiri dan tanpa duduk. Itulah yang disebut oleh Allah swt : “Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan…” (Al-Fatihah, 5)

Dalam Tafsir Al-Baidhowi, Anwarut Tanzil wa Asdrorut Ta’wil, beliau mengatakan, “Dalam ayat tersebut ada isyarat bagi orang yang ma’rifat kepada Allah, dan transformasinya dari kondisi dimana ia tidak hadir jiwanya menjadi hadir di hadapan Allah Ta’ala. Maka ia berhak mendapatkan tugas ini, sebagaimana sabda Rasululllah saw: “Para Nabi dan para wali senantiasa sholat dalam kuburnya sebagaimana mereka sholat di rumah-rumah mereka.”Maksudnya mereka terus sibuk bersama Allah dan munajat bagi kehidupan qalbunya. Bila Sholat Syariat dan Sholat Thoriqoh telah berpadu, lahir dan batin, maka sempurnalah sholatnya, dan meraih pahala yang agung dalam taqarrub dengan alam ruhaninya. Dan dia juga meraih derajat jasmaniyah, lalu si hamba menjadi seorang ‘abid secara dzohir, dan ‘arif secara batin.Jika seseorang tidak berhasil sholat Thoriqoh dengan hati yang hidup, maka ia tergolong tidak sempurna, dan pahalanya tidak sampai pada derajat taqarrub kepada Allah Ta’ala.


Jihad Terbesar - Nasihat Spiritual Asy-Syyaikh Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani 


Allah Azza wa-Jalla Ta’ala telah memberi penjelasan tentang dua Perjuangan : Perjuangan Dzahir dan Perjuangan Batin. Jihad Batin adalah perjuangan melawan hawa nafsu, watak nalurinya, setan serta taubat dari kemaksiatan, dosa-dosa, dan meninggalkan hal-hal yang menyenangkan yang diharamkan. Sedangkan Jihad Lahir adalah Jihad melawan orang-orang kafir yang kontra terhadap Allah dan RasulNya, melalui senjata dan berperang.


Jihad Batin itu lebih sulit dibanding Jihad Lahir, karena Jihad Batin itu dilakukan terus menerus dan menjadi keharusan. Bagaimana tidak lebih sulit? Sebab Jihad Batin berarti memutuskan segala kecenderungan nafsu yang dilarang, menjauhinya, dan menjalankan seluruh perintah Allah serta menjauhi laranganNya.


Siapa pun yang bisa meraih perjuangan lahir batin berarti ia mendapatkan kemenangan dunia dan akhirat. Luka-luka yang menimpa jasad syuhada’, seperti luka ditangan anda, tak berasa. Sedangkan mati di tangan Mujahid yang melawan nafsunya, yang bertobat dari dosanya, seperti minuman dingin di mata orang yang haus dahaga.


Wahai kaum Sufi, tak ada yang membebanimu, kecuali Allah akan memberikanmu sesuatu yang lebih baik dibanding bebanmu. Setiap saat mestinya punya makna khusus di hatimu untuk Allah, baik berkait dengan perintah maupun laranganNya. Berbeda dengan kebanyakan makhluk dan orang-orang munafik yang menjadi musuh-musuh Allah Azza wa-Jalla, karena kebodohan dirinya terhadap kebenaran dan sikap bermusuhannya terhadap Allah Ta’ala, mereka masuk ke neraka.


Bagaimana mereka tidak masuk neraka? Sedangkan mereka di dunia kontra terhadap Allah Ta’ala, mengikuti keselarasan nafsunya, egonya, tradisinya, setan-setannya, mendahulukan kepentingan dunianya dibanding akhiratnya.


Bagaimana tidak masuk neraka? Mereka telah mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an, tidak beriman, tidak mengamalkan perintahNya dan tidak menjauhi laranganNya.Wahai kaumku, berimanlah dengan Qur’an ini, amalkan dan ikhlaslah dalam mengamalkannya, tidak untuk diteriakkan, dan jangan sampai kalian munafik dalam amaliahmu, jangan sampai mencari pujian dari makhluk dan mencari balas budi mereka.


Sedikit sekali orang yang beriman dan Qur’an diamalkan benar-benar demi Wajah Allah. Karenanya betapa minoritasnya kaum muhklisin, dan betapa banyaknya kaum munafik. Bahkan betapa kalian ini sangat malas dalam ketaatan kepada Allah Azza wa-Jalla, justru kalian lebih semangat taat kepada musuhmu, yaitu setan yang dirajam.


Kaum Sufi senantiasa berharap, dalam detik-detiknya tidak lepas dari tugas-tugas Allah azza wa-Jalla. Mereka benar-benar mengetahui bahwa kesabaran terhadap tugas dan ketentuanNya serta takdirNya, itu merupakan limpahan kebajikan dunia akhirat, yang berarti berselaras dengan kehendak dan tindakanNya, kadang ia bersabar, kadang pula ia bersyukur, kadang dalam nuansa dekat dan kadang merasa jauh, kadang dalam kesibukan yang penat kadang pula dalam rasa ringan, kadang dalam limpahan kekayaan dan kadang dalam kemiskinan, kadang sehat kadang sakit. Seluruhnya tidak lepas dari kebersamaannya dengan Allah Azza wa-Jalla. Itulah yang paling penting bagi mereka, harapan bagi kesalamatan mereka dan keselamatan makhluk lain ketika bersama Sang Khaliq Azza wa-Jalla, dan mereka terus menerus memohon kepadaNya bagi kemaslahatan manusia.Anak-anak sekalian.


Jadilah kalian ini selalu berpijak pada yang benar, maka kalian akan cemerlang. Jika kalian benar dalam hukum, kalian fasih dalam pengetahuan. Jika kalian benar dalam batin, akan fasih dalam lahir. Seluruh keselamatan ada dalam ketaatan, yaitu menjalankan perintah dan menjauhi larangan, bersabar atas seluruh ketentuanNya. Siapa yang memohon ijabah dari Allah maka Allah Ta’ala akan mengijabahi, siapa yang taat padaNya maka seluruh makhluk pun taat kepadanya.


Wahai jamaahku. Terimalah dariku, aku yang menasehatimu. Aku mendampingimu, dan mendampingi apa yang yang diberlakukan oleh Allah kepadaku dan kepadamu. Jangan sampai kalian mencurigaiku, karena aku hanya ingin kebahagiaanmu sebagaimana kebahagiaanku. Nabi Saw bersabda :”Orang beriman tidak akan sempurna keimanannya sampai ia berhasrat agar saudaranya muslim mendapatkan apa yang didapatkannya.” Inilah sabda junjungan dan panutan kita, yang membimbing kita dan mensyafaati kita. Seorang pemuka para Nabi dan Rasul, para shiddiqin, dari masa Adam as, sampai hari kiamat kelak. Betapa kesempurnaan iman telah terhalang oleh kehendak orang yang tidak mencintai saudaranya yang muslim sebagaimana mencintai dirinya sendiri.


Bila anda mencintai diri anda, anda akan memakai pakaian terbaik, makanan paling lezat, tempat tinggal paling elok, harta yang banyak, kenapa anda tidak bersikap seperti itu untuk sahabat anda yang muslim. Berarti anda sungguh pendusta, jika anda mengaku telah sempurna iman anda.


Wahai orang yang mau berfikir, lihatlah tetanggamu miskin, sedangkan anda punya harta. Mereka wajib menerima zakat anda, bahkan setiap hari anda memetik laba anda, bahkan sangat berlebih dari sekadar kecukupan sehari-hari, lalu anda menghalangi untuk memberikan harta anda, sementara mereka pun si miskin itu tetap rela dengan kekuarangannya. Namun karena hawa nafsumu, setanmu ada di belakangmu, yang membuat anda sulit berbuat baik, sedangkan ambisi anda terus bergolak untuk harta dunia anda, iman dan ketaqwaan sangat minim, sungguh anda telah melakukan kemusyrikan melalui harta dan sesama makhluk. Sementara tak ada kebajikan pada dirimu.


Siapa saja yang banyak kesenangannya pada dunia, ambisinya liar sampai lupa maut, lupa kelak bertemu Allah, tidak bisa membedakan yang halal dan yang haram, sesungguhnya orang itu telah serupa dengan orang-orang kafir. Mereka katakan : ”Tidak ada kecuali kehidupan dunia, dimana kami mati dan hidup. Tak ada yang menghancurkan kami kecuali sang waktu.” (Al-Jatsiyah 24)


Seakan-akan anda ini seperti bagian dari mereka, hanya saja anda menggunakan baju Islam, dan anda telah mengalirkan darah anda dengan dua syahadat, anda ikut sholat, puasa, hanya sebagai tradisi kebiasaan, bukan sebagai ibadah. Tampaknya dimata khalayak anda orang yang bertaqwa, sedangkan hatimu pengecut, dan itu sama sekali tidak berguna.


Wahai kaum Sufi, sungguh mana berguna bagimu, lapar dan dahaga di siang hari, sedang di malam hari anda memakan barang haram. Puasa di siang hari, maksiat di malam hari. Anda mencegah untuk minum di siang hari lalu anda berbuka dengan darah kaum muslimin. Diantara kalian puasa di siang hari, fasik di malam harinya. Rasulullah saw, bersabda : ”Ummatku tidak akan hina sepanjang memuliakan bulan Ramadlan.”(HR Muslim)


Mengagungkan bulan Ramadlan itu dengan ketaqwaan, dan berpuasa hanya untuk Allah Ta’ala disertai menjaga batas syariat.Anak-anak sekalian. Berpuasalah. Dan ketika berbuka, bagilah bukamu dengan kaum miskin. Jangan anda makan sendiri, jika anda makan sendiri, dikawatirkan anda tertimpa kesulitan dan kemiskinan.Wahai kaumku: Anda semua kenyang sementara tetangga anda lapar, sedangkan anda mengaku sebagai orang beriman. Imanmu tidak sah, ketika makanan berlimpah sedangkan ada sang miskin sedang di pintumu lalu anda menolaknya. Dalam sekejap tersebar berita anda, dan sekejab pula anda bisa jatuh miskin, anda pun ditolak dimana-mana ketika meminta.


Sungguh perhatikan! Semestinya anda himpun dua hal apa yang ada di tanganmu dan sekaligus tangan lain memberikan. Tawadlu’ (rendah hati) ketika anda bangkit, dan memberikan harta di satu sisi. Nabi kita Sayyidina Muhammad Saww, memberi orang yang meminta dengan tangannya, dan beliau juga memerah sendiri air susu onta, memerah susu kambing, dan menjahit bajunya.Bagaimana kalian mengaku mengikuti jejaknya, sedangkan anda anda justru kontra dengan beliau baik dalam tindakan, ucapan dan perbuatan? Anda membuat pengakuan tanpa bukti? Kalau anda Yahudi sejati mestinya sangat patuh pada Taurat yang benar, begitu juga kalau anda muslim sejati mestinya memenuhi syarat-syarat ke-Islaman anda, jika tidak jangan mengaku-aku sebagai muslim sejati.


Mestinya anda memenuhi syarat ke-Islaman, hakikat ke-Islaman, yaitu menyerahkan sepenuhnya dirimu di hadapan Allah Azza wa-Jalla. Pedulilah kepada makhluk, sampai akhirnya Allah peduli padamu. “Cintailah orang yang ada di muka bumi, sampai mencintaimu yang di langit.”Sepanjang dirimu tegak dengan dirimu, kamu tidak akan sampai ke maqom ini.


Sepanjang kamu masih memelihara hasrat dan kesenangannya kamu pasti berada dalam tali ikatannya, dan mencegahmu untuk sampai kepada Allah. Karena kamu hanya sampai pada bagian ego nafsumu dengan kehancurannya. Hak nafsu itu adalah kesenangan berpesta, berpakaian, minum dan tempat yang nyaman di dalamnya, bagiannya adalah kelezatan dan syahwat. Maka ambillah dengan tangan syariat. Sepanjang anda mengambil itu menurut kadar dan kepastian dari Allah Azza wa-Jalla, maka boleh anda makan. Duduklah di pintu syariat dan berbaktilah, anda akan bahagia. Allah swt telah berfirman : “Apa yang datang dari Rasul, maka ambillah dan apa yang dilarang darinya, hindarilah.” (Al-Hasyr : 7)


Terimalah dengan riang dan ringan, dan benamkan dirimu padanya. Jika banyak yang anda dapat dari kepastianNya, sebagaimana ilmuNya, maka disanalah anda berada. Jika anda menerima dengan gampang, anda tidak akan hancur, bahkan tak akan pernah luput dari anugerah pemberianNya.


Hasan al Bashri berkata, “Cukuplah bagi orang beriman, sekadar makanan ringan, cukuplah kurma jelek dan seteguk air.”Orang beriman itu makan untuk kekuatan tubuh, orang munafik makan untuk menikmati makanan. Orang beriman mengkonsumi makanan karena ia butuh kekuatan melintasi jalan menuju tempat, dimana tempat itu justru seluruh kebutuhannya tercukupi, karenanya ia makan hanya sekadar kuat saja. Sedang orang munafik memang tidak punya tempat, tidak punya tujuan hidup.


Betapa banyak hari-hari dan bulanmu teledor. Usiamu kalian potong tanpa manfaat. Aku melihat kalian tidak teledor dengan duniamu, sementara kalian teledor dengan agamamu. Berbaliklah, kalian akan berpijak pada kebenaran. Dunia tidak akan abadi bagi siapa pun, begitu pula bagimu. Apakah kalian masih punya harapan hidup bersama Allah Azza wa-Jalla?


Oh betapa minimnya pikiranmu. Betapa banyak orang menumpuk dunianya, membangun dunianya, sementara di satu sisi ia merobohkan bangunan akhiratnya, dengan mengumpulkan dunia dan membuang agamanya. Benar-benar dramatik terjadi antara dirinya dan Allah Azza wa-Jalla, ia malah mendendam kepada Tuhannya dan lebih ridlo kepada makhlukNya. Kalau dia tahu bakal mati dalam waktu dekat, hadir di hadapanNya, ia pun juga dihisab atas seluruh perbuatannya, maka tidak ada yang banyak dari jumlah amalnya.


Dari Luqmanul Hakim ra, berkata pada putranya, “Wahai anakku, sebagaimana engkau sakit, kalian tidak tahu bagaimana tiba-tibanya penyakit. Demikian pula kalian mati dan kalian tidak tahu bagaimana anda nanti mati.”Aku peringatkan pada kalian dan aku hindarkan kalian. Tapi kalian tidak pernah perhatikan, tidak pernah menghindari. Kalian malah lenyap dari kebaikan sibuk dengan dunia. Sebentar lagi anda tua, dan dunia tidak ada gunanya, bahkan semua yang anda kumpulkan jadi bebanmu.Anak-anak sekalian, semestinya kalian menanggung tugas dan memutuskan kejahatan. Kalimat kejahatan akan bercabang, jika kalian bicara, lalu saling bersahut, datang pula kalimat sepadannya, lalu hadir keburukan diantara kalian. Hanya sedikit makhluk yang mengajak ke pintu Allah Azza wa-Jalla, dan mereka ini sebagai bukti dan argument kebenaran atas mereka. Jika khalayak tidak menerima, maka kaum mukmin akan meraihnya sebagai nikmat, tapi derita bagi kaum munafik, mereka ini adalah musuh-musuh Allah Azza wa-Jalla.


Ya Allah semoga Engkau berikan kebajikan bersama Tauhid, dan sirnakan kami dari makhluk dan selain DiriMu secara total.


Wahai orang yang bertauhid, wahai orang yang masih musyrik, sesungguhnya di tangan para makhluk itu tak berarti apa-apa. Sebuah kemuliaan di mata penguasa, para raja, orang-orang kaya, semua itu hakikatnya di tangan Allah SWT. Hati mereka berada di TanganNya, terserah Dia membolak balikkannya.”Tak ada sesuatu pun yang menyamaiNya, dan Dia Maha Mendengar dan Melihat.” (Asy-Syuuro : 11)


Jangan manjakan dirimu, ia bisa memakan jiwamu, seperti orang yang mendidik anjing dan memanjakannya, suatu ketika lengah anjing itu akan memangsanya pula. Jangan kau andalkan senjata nafsumu dan jangan pula mengasah ketajamannya, karena akan mengenai dirimu di wadah kehancuran ketika nafsu mengkhianatimu. Potonglah isi nafsu dan jangan melewati syahwatnya.


Ya Allah tolonglah kami atas nafsu-nafsu kami. Ya Tuhan berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.


Membuka Pintu-pintu Kedekatan Dengan Allah Ta’ala


Pertentanganmu dengan (aturan) Allah swt, akan mengusirmu dan menghilangkan dirimu dari Allah. Kembalilah dirimu dari sikap penentanganmu sebelum engkau dihantam, dihinakan dan dinistakan oleh ular-ular bencana dan kalajengking cobaan. Betapa pedihnya rasa cobaan, apalagi jika engkau terpedaya. Karena itu anda jangan bergembira dengan yang engkau miliki, karena apa yang ada di tangan anda pasti sirna. Allah Ta’ala berfirman: “Sehingga ketika mereka bergembira atas apa yang mereka dapatkan, tiba-tiba Kami mengambil mereka seketika…


Meraih anugerah keuntungan dari Allah Ta’ala harus ditempuh dengan kesabaran. Karena itu Allah menguatkan berkali-kali tentang sabar itu. Kefakiran (rasa butuh kepada Allah) dan kesabaran tidak akan pernah bertemu kecuali bagi kewajiban orang beriman. Sedangkan para pecinta yang senantiasa mendapat cobaan, lalu mereka menjadi sabar, terlimpahi ilham untuk berbuat kebaikan beriringan dengan cobaan dan ujiannya, senantiasa bersabar atas sesuatu yang yang baru terjadi dari Allah Ta’ala.


Kalau bukan karena kesabaran, anda semua tidak akan pernah bertemu denganku. Aku telah membuat jebakan untuk memburu burung, dari satu malam ke malam berikutnya, yang membuatku terus terjaga dan membuatku sunyi dari orang ketika di siang hari dengan mata yang terpejam. Seorang lelaki yang terikat oleh jaring-jaring jebakan, dan itu pun dilakukan demi kemaslahatan anda semua, sementara anda semua tidak mengerti.Kalau bukan demi berselaras dengan Allah ta’ala, bagaimana mungkin orang berakal mau bergaul dengan penduduk negeri yang telah dibutakan hatinya oleh riya’, kemunafikan dan kezaliman, bercampurbaurnya syubhat dan keharaman?


Betapa banyak nikmat-nikmat Allah telah dikufuri, sementara terjadi kolusi luarbiasa untuk menciptakan kefasikan dan penyimpangan. Betapa banyak orang lumpuh di rumahnya sendiri, orang zindiq dalam kedai minumnya, orang jujur di atas kursinya. Kalau bukan karena sebuah aturan, niscaya aku bicara tentang hal-hal yang ada di rumah-rumah kalian. Namun bagiku ada fondasi yang harus kubangun. Aku punya murid-murid yang butuh pendidikan. Seandainya tersingkap sebagian apa yang ada dalam diriku, itu bisa menjadi penyebab berpisahnya diriku dengan diri kalian semua, lalu terlempar dalam jejak-jejak yang menghancurkan. Karena itu tutuplah pintu-pintu kemakhlukan (dari hatimu) dan bukalah pintu-pintu antara dirimu dengan Allah. Akuilah dosa-dosamu, mohonlah maaf kepada-Nya atas keteledoranmu selama ini. Yakinlah, bahwa sesungguhnya tidak ada yang bisa membahayakan, memberikan manfaat, yang memberikan anugerah, tidak ada yang bisa mencegah, kecuali Allah Ta’ala semata. Dengan demikian, kebutaan mata hatimu akan sirna, lalu mata hati terbuka bergerak, hingga membuka mata kepalamu.


Wahai anak-anakku…. Persoalan sesungguhnya bukan memakai pakaian kumal atau pun makanan kasar. Persoalan sesungguhnya adalah kezuhudan dalam hatimu. Awal mula yang dipakai oleh shiddiqun adalah pakaian wol dalam hatinya, lalu terefleksi kesederhanaan itu dalam lahiriyahnya. Ia memakai pakaian itu dalam rahasia batinnya, lalu dalam hatinya, kemudian untuk menutup nafsunya, lalu fisiknya.


Ketika secara keseluruhan dirinya menggunakan pakaian sederhana, maka tibalah tangan-tangan lembut dan kinasih serta tangan anugerah, sampai akhirnya berubah drastis dalam tragedi ini. Ia copot baju hitamnya dan diganti dengan baju kegembiraan pesta, ia ganti penderitaan dengan kenikmatan, ia ganti dendam dengan keceriaan, ia rubah ketakutan dengan rasa aman, ia rubah rasa jauh menuju rasa dekat, rasa fakir menuju rasa cukup.


Wahai anak-anakku, raihlah bagian dengan tangan zuhud, bukan dengan tangan ambisi pribadi. Orang yang makan dengan menangis, berbeda dengan orang yang makan dengan tertawa. Makanlah bagian itu, dan hatimu bersama Allah Ta’ala. Anda akan selamat dari keburukannya. Jika engkau makan dari resep dokter atau ahli kesehatan tentu itu lebih baik daripada anda makan sendiri, tanpa anda tahu asal usulnya makanan itu, sehingga, menyebabkan hatimu keras jauh dari amanah, sementara anda benar-benar kehilangan rahmat. Hilang pula amanah syariah di sisimu, karena kalian telah meninggalkan dan mengkhianatinya. Sungguh celaka, jika amanah kalian sia-siakan. Jagalah mahkotamu itu bersama Tuhanmu Azza wa Jalla. Waspadalah atas ancamanNya, karena siksaNya begitu dahsyat. Siksa itu bisa merebut rasa amanmu, rasa sehat afiatmu, foya-foya dan sukacitamu. Taatlah kepadaNya, karena Dia adalah Tuhan langit dan bumi.


Jagalah nikmatNya dengan syukur. Terimalah perintah dan laranganNya dengan patuh dan taat. Terimalah kesukaran dariNya dengan kesabaranmu, dan terimalah dengan syukurmu atas kemudahanNya. Karena demikian adalah perilaku pendahulumu, dari para Nabi, para Rasul dan orang-orang yang saleh, yang senantiasa bersyukur atas nikmat dan bersabar atas cobaan.


Tegaslah terhadap kemaksiatan. Terimalah ketaaatan. Jagalah aturanNya, dan ketika datang kemudahan bersyukurlah. Sebaliknya jika yang datang kesukaran bertobatlah dari dosa-dosamu, lalu debatlah, lawanlah hawa nafsumu. Karena Allah tak pernah menzalimi Maka dari itu ingatlah maut dan resiko sesudah maut. Ingatlah Tuhan Yang maha agung dan Luhur, hisab dan pengawasanNya padamu.


Bangunlah, sampai kapan kamu semua tidur terlelap, sampai kapan kamu terlempar dalam kebodohan dan keluar masuk dalam kebatilan? Bergelimang dengan nafsu, hawa, dan kebiasan-kebiasaan. Kenapa? Kenapa tidak mendidiknya demi ibadah kepada Allah dan mengikuti aturan hukumNya. Padahal ibadah itu meninggalkan kebiasan-kebiasaan nafsu, kenapa tidak mendidik dirimu dengan adab Qur’an dan sunnah? 


Anak-anak muridku…..Jangan bergaul dengan banyak orang disertai kebutaan hati, ketololan disertai kealpaan dan kelelapan. Bergaulah dengan mereka, dengan matahati, ilmu dan keterjagaan jiwa. Jika anda temukan hal yang terpuji dari mereka, ikutilah, dan jika ada yang menyeretmu pada keburukan, jauhilah dan tolak. Engkau berada dalam alpa total, alpa dari Allah Azza wa Jalla. Makanya, anda harus bangkit, disiplin dengan masjid, memperbanyhak sholawat kepada Nabi SAW.Nabi saw, bersabda: “Seandainya neraka turun dari langit, tak ada yang selamat kecuali ahli masjid.”Jika kalian semua menunaikan sholat, totalkan sholatmu hanya kepada Allah Ta’ala, dan karena itu Rasulullah saw, bersabda, “Yang paling dekat bagi hamba pada Tuhannya, apabila hamba sedang bersujud.” Duh.. celaka kalian. Kenapa kalian sering membuat ulah dan mencari-cari keringanan? Orang yang mencari-cari takwil demi seleranya sesungguhnya terpedaya. Padahal jika kita merengkuh ‘azimah (prinsip), dan kita bergantung pada Ijma’, sementara amal kita ikhlas, maka kita pun akan bersih bersama Allah Ta’ala. Lalu bagaimana bisa terjadi jika anda malah merekayasa azimah, mencari jalan kemudahan nafsu, lalu para pemegang teguh azimah sirna?Inilah zaman rukhsoh, bukan zaman ‘azimah. Inilah zaman riya’ dan kemunafikan, dimana harta didapat dengan cara tidak benar. Betapa banyak orang yang sholat, puasa, zakat, haji, dan berbuat baik untuk makhluk, bukan untuk Khaliq. Dan mayoritas yang memenuhi alam semesta ini adalah demi kepentingan sesama makhluk, bukan demi Khaliq.


Kalian semua telah mati jiwa, menghidupkan nafsu dan hawa nafsu untuk dunia. Padahal hidupnya hati ketika keluar dari kepentingan makhluk dan teguh bersama Allah Azza wa Jalla.Hidupnya hati dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah azza wa Jalla. Hidupnya hati dengan sabar atas Qodlo, Qodar dan ujianNya.


Wahai anak muridku…Serahkan dirimu kepadaNya dalam soal kepastianNya. Bangunlah bersamaNya dalam soal itu. Perkara itu butuh fondasi, lalu butuh bangunan, dan dawamkan setiap waktu, siang dan malammu. Karena itu, waspadalah. Tafakkurlah dalam masalah hatimu.Jika engkau melihat kebajikan, bersyukurlah. Jika engkau melihat keburukan bertobatlah. Dengan tafakkur ini agamamu akan hidup dan matilah syetanmu. Karena itu dikatakan, tafakkur sejam lebih baik dibanding bangun sepanjang malam. 


Wahai ummat Muhammad, bersyukurlah kepada Allah Ta’ala yang telah menerima amalmu yang sedikit dengan menyandarkan kepada amal pendahulumu. Sebab kalian semua adalah yang terakhir di dunia, tetapi yang pertama di hari kiamat. Jika kalian benar, maka tak ada yang lebih benar menandingi kalian. Kalian semua adalah para pemuka dan pemimpin, sedangkan umat lain adalah rakyat. Tetapi jika sepanjang anda masih duduk di rumah nafsumu dan watakmu, sulit untuk menjadi benar. Jika sepanjang anda bangkit bersama makhluk dan terpaku terhadap apa yang ada di tangan mereka, dengan menarik mereka melalui riya’ dan kemunafikan anda, sungguh tetap tidak benar bagi anda. Sepanjang anda masih ambisi dunia, sepanjang hati anda masih bersiteguh pada selain Allah, tidak ada yang dibenarkan.


Ya Allah berilah kami rizki, untuk senantiasa di sisiMu.Tuhan, berikanlah kami kebajikan di dunia, dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka. (Diambil dari kitab “Fath ar Rabbani” Hazrat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani)


Menyatu Dengan Syaikh Spiritual Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani


Anak-anak muridku sekalian…. Ingatlah, sebelum diingatkan, tanpa anda harus diperintah anda mendekat kepada Allah. Bergaullah dengan kalangan ahli agama, karena mereka adalah manusia paling berakal dan mengerti siapa yang paling taat kepada Allah dan siapa paling maksiat padaNya.Nabi saw, bersabda, “Beruntunglah anda…” Artinya anda sangat butuh kepadaNya dan anda cukup bersamaNya.


Bila anda bersama Ahlud Din, dan anda mencintainya anda akan merasa cukup, dan hati anda akan lari dari kemunafikan. Karena kaum munafik sesungguhnya hanya suka pamer, tidak ada yang diterima amalnya. Allah tidak menerima bentuk amal anda, rupa amal anda, tetapi Allah menerima apa yang ada dibalik amal anda, hati anda. Jika anda melawan hawa nafsu anda, setan anda, duniawi anda dalam amaliyah anda, Allah akan menerima anda.


Berbuatlah kebaikan, Allah akan menerima dari sisi jiwanya. Dan jangan melihat amaliyah anda sedikit pun, karena Allah tidak akan menerimanya kecuali amaliyah itu hanya untukNya, demi WajahNya, bukan untuk wajah makhluk. Celaka anda ini! Anda berbuat baik demi makhluk, tetapi ingin diterima oleh Allah Azza wajalla. Ini sebuah penipuan dari diri sendiri. Tinggalkan kerakusan anda, kesombongan anda, kesenang-senangan anda. Anda harus prihatin, jangan bersenang-senang, sebab anda berada di alam keprihatinan dalam penjara dunia. Nabi Saw senanatiasa bertafakkur, tidak banyak gembiranya, banyak prihatinnya, tidak banyak tertawanya kecuali hanya tersenyum, hanya untuk menyenangkan lainnya.


Hati Nabi penuh kerpihatinan dan kesibukan bersama Allah. Jika saja bukan karena para sahabat dan perkara dunia ini, Nabi saw, tak akan pernah keluar dari rumahnya dan tak pernah duduk dengan siapapun. Wahai anak muridku.


Jika khalwat anda benar bersama Allah Azza wa-Jalla Sirrmu akan cemerlang dan hatimu akan jernih. Pandangan anda akan penuh pelajaran. Hati anda akan penuh dengan tafakkur, ruh anda akan membubung menuju Allah Azza wa-Jalla, wushul kepadaNya. Memikirkan dunia justru menyiksa dan menghijab. Sedangkan tafakkur tehadap akhirat membuahkan pengetahuan dan menghidupkan hati. Allah tidak memberikan anugerah bagi orang yang tafakkur kecuali pengetahuan mengenai dunia akhirat.


Wah! Anda telah menelantarkan hati anda di dunia, sedangkan Allah Azza wa-Jall, telah memberikan segalanya untuk anda. Allah telah menentukan waktu setiap hari bagi anda, dan Allah telah terus menerus melimpahkan rizki pada anda, baik anda mencarinya atau tidak. Ambisi dan kerakusan anda telah membuat anda hina di depan Allah maupun di depan makhluk. Dengan iman yang kurang anda lalu mencari rizki, padahal ketika iman anda bertambah anda tidak perlu mencarinya. Bahkan dengan keparipurnaan dan kesempurnaan iman, anda cukup istirahat dari dunia.


Anak muridku, anda jangan mencampur adukkan hal yang serius dengan guyonan. Jika hati anda belum mampu teguh, bagaimana anda bersama khalayak untuk anda baurkan bersama Khaliq, sedang anda berhati ganda dengan dunia? Bagaimana anda bersama Allah? Bagaimana anda bisa mencampuradukkan yang lahir dan yang batin? Yang tak masuk akal dan yang masuk akal, hal-hal yang ada di sisi makhluk dan Khaliq? Betapa bodohnya orang yang melalaikan Khaliq dan sibuk dengan makhluk, berteguh dengan yang duniawi dan alpa pada Allah? Melupakan yang abadi dan bergembira dengan yang fana? Anda bersahabat dengan orang-orang bodoh lalu mereka menularkan kebodohannya pada anda. Sebab, bergaul dengan orang tolol berarti meraih kesia-siaan.


Bergaullah dengan orang mukmin yang yakin, yang mengamalkan ilmunya. Karena orang beriman seperti ini, betapa baiknya mereka, betapa kuatnya perjuangan mereka dalam melawan hawa nafsunya. Dalam konteks inilah Rasulullah saw, bersabda : “Kegembiraan orang berimaan pada wajahnya, prihatinnya ada dalam qalbunya.” Itulah kekuatan si mukmin ini, hingga mampu mengekspresikan kegembiraan di hadapan para makhluk, sementara ia mampu menyembunyikan keprihatinannya, antara dirinya dengan Allah Ta’ala. Sepanjang hidupnya ada keprihatinan, banyak merenungnya, banyak menangisnya pada Allah, sedikit tertawanya, dan itulah Nabi saw, bersabda : “Tak ada kegembiraan bagi orang mu’min kecuali bertemu Allah Azza wa-Jalla.” Orang beriman menutupi keprihatinannya dengan kegembiraannya. Fisiknya bekerja di dunia, batinnya bersama Allah Ta’ala. Fisiknya untuk keluarganya, batinnya untuk Tuhannya Azza wa-Jalla.


Ia tak pernah mengumbar keprihatinan jiwanya kepada keluarganya, isteri dan anaknya, tetangga-tetangganya, bahkan kepada siapa saja dari khalayak makhlukNya, karena ia mendengarkan ucapan Nabi SAW. : “Raihlah pertolongan atas persoalan kalian semua melalui cara merahasiakan (masalah)”. Ia senantiasa menyembunyikan apa yang ada di dalam batinnya. Seandainya saja ada yang keceplosan, itu pun tetap ia ungkapkan dengan metafor, lalu ia tutupi, dan ia mohon maaf atas apa yang terungkap.


Anak-anak muridku…. Jadikan diriku sebagai cerminmu. Jadikan diriku sebagai cermin hati dan rahasia batinmu, sebagai cermin amaliahmu! Kemarilah mendekat kepadaku, anda akan melihat apa yang ada di dalam dirimu, sesuatu yang tidak bisa anda lihat ketika kalian jauh dariku. Jika anda punya hajat seputar agamamu, anda harus dekat denganku, karena aku tidak akan pernah menyembunyikan agama Allah Azza wa-Jalla. Tak ada yang harus malu menyangkut agama Allah Azza wa Jalla. Karena anda selama ini berada dalam pelukan kemunafikan. Tinggalkan duniamu yang ada di rumahmu, mendekatlah kepadaku. Karena saya berdiri di pintu gerbang akhirat. Bersamalah denganku dan dengarkan kata-kataku, dan amalkanlah sebelum maut menjemputmu.


Masalahnya bagaimana membangun rasa takut kepada Allah. Bila kalian tidak punya rasa takut padaNya, kalian tidak aman di dunia dan di akhirat. Sedangkan rasa Cinta dan Takut itu datang dari Allah juga untuk anda yaitu mengenalNya dengan sesungguhnya. Karena itu Dia berfirman : “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya adalah para Ulama" Tak ada yang takut penuh cinta kecuali para Ulama yang mengamalkan ilmunya, yang mengamalkannya dan memang mengetahuinya. Bahkan mereka tidak meminta balasan dari Tuhannya, kecuali hanya ingin WajahNya dan mendekatiNya, hanya ingin CintaNya, bersih dari hijab dan rentangan jarak. Mereka tidak ingin pintuNya tertutup bagi mereka, dunia hingga akhirat, bahkan tidak ingin tertutup ketika ada pada selainNya.


Dunia bagi suatu kaum, dan akhirat juga bagi suatu kaum. Allah Ta’ala juga bagi suatu kaum, yaitu kaum yang keyakini imannya, yang ma’rifat dan mencintaiNya, yang bertaqwa dan khusyu’ kepadaNya, yang senantiasa prihatin hanya demi Dia. Suatu kaum yang yang takut penuh cinta kepadaNya, walau mata fisiknya tak memandangNya, tetapi hatinya selalu memandangNya. Bagaimana tidak takut setiap saat Allah mengurus semuanya, merubah dan mengganti, menolong dan menghinakan ini dan itu, menghidupkan ini dan mematikan itu.“Allah tidak ditanya apa yang Dia lakukan, tetapi merekalah yang akan ditanya (apa yang mereka lakukan)”.


Ya Tuhan, dekatkan diri kami padaMu, dan janganlah Engkau jauhkan diri kami dariMu. Dan berikanlah kami kebajikan dunia dan kebajikan Akhirat, dan lindungi kami dari siksa neraka.


Hilangnya Agama Karena Empat Hal - Nasihat Spiritual Maulana Syyaikh Abdul Qadir al Jailani


Hilangnya Agama Ini karena Empat Hal :
Pertama, karena anda tidak mengetahui apa yang anda amalkan.
Kedua, karena anda mengamalkan perkara-perkara yang anda tidak mengetahuinya.
Ketiga, karena anda tidak mau belajar hal-hal yang anda tidak mengerti, lalu anda terus menerus bodoh. Keempat, anda menghalangi orang-orang yang belajar pengetahuan, dimana mereka tidak tahu.


Wahai kaum Sufi….Jika anda menghadiri majlis dzikir, ternyata anda menghadirinya agar masalah anda terpecahkan. Anda malah kontra dengan nasehat kebajikan, lalu anda pelihara kesalahan dan ketergelinciran, bahkan anda tertawa dan main-main. Anda benar-benar mengkawatirkan, padahal anda bersama Allah Azza wajalla.


Karena itu bertobatlah kalian dari situasi itu, jangan sampai anda ini seperti para musuh Allah Azza waJalla. Raihlah manfaat dari apa yang anda simak disana.Anak-anak, anda sudah terikat dengan ibadah, dan Allah mengikat dengan AnugerahNya. Hendaknya anda berpijak pada Sang Penyebab, bukan pada akibat, dan bertawakallah padaNya. Hendaknya anda tidak mengabaikan amaliah, hendaknya pula ikhlas dalam beramal.


Allah SWT berfirman: “Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah.” Allah tidak menciptakan mereka untuk berdusta, tidak menciptakan mereka untuk bermain-main hampa, mencipatakan mereka bukan untuk makan dan minum, tidur dan kawin.


Ingatlah! Wahai orang-orang yang alpa dari kealpaanmu. Ingatlah, anda melangkahkan hatimu satu langkah, Allah menuju kepadamu beberapa langkah, dan Dia paling layak untuk anda rindukan semua dibanding yang lainNya. “Allah memberi rizki pada yang dikehendaki tanpa terhingga.” Jika Allah menginginkan pada hambaNya, Allah menyediakan langsung padanya. Ini sesuatu yang berhubungan dengan makna hakiki bukan rupa fisik. Bila si hamba benar dalam ubudiyahnya ini, maka benarlah zuhudnya di dunia dan akhirat. Selain Allah Ta’ala, ketika anda datang padanya, anda bisa tetap benar, baik raja, sulthan, pemerintah, maka kedatangan anda, atom anda adalah bukit, tetesannya adalah lautan, bintanya adalah rembulan, rembulannya adalah matahari, sedikitnya adalah banyak, terhapusnya adalah tetapnya, fana’nya adalah baqo’nya, geraknya adalah tetapnya. Pohonnya menjulang hingga menyentuh Arasy, dan akarnya membubung sampai ke bintang Tsurayya, dan dahan-dahannya melindungi dunia dan akhirat. Pohon apakah ini? Pohon Hikmah dan Pengetahuan.


Dunia seperti lingkaran cincin, bukan dunia yang anda miliki, bukan akhirat yang anda kait, yang tidak dimiliki oleh raja maupun budak, tidak bisa dihalangi oleh apa pun atau diambil oleh siapa pun, tidak bisa dikotori. Jika anda bisa memenuhi semua itu, anda akan bagus ketika berada di tengah-tengah khalayak publik.


Manakala Allah menghendaki kebajikan pada hambaNya, maka Allah menjadikan hamba itu sebagai dalil bagi mereka, menjadikan dokter bagi mereka, menjadikan pendidik dan pengatur mereka. Sang hamba dijakdikan penerjemah untuk mereka, dijadikan riasan bagi mereka, dijadikan lampu dan matahari bagi mereka. Bila Allah menghendaki, segala terwujud. Jika tidak demikian, si hamba ditirai dari segala hal selain DiriNya.


Individu-individu jenis manusia seperti ini memang ditugaskan di tengah-tengah makhluk tetapi dengan perlindungan dan kesalamatan menyeluruh pada dirinya. Allah menolong hamba ini untuk sebuah kemashlahatan makhluk dan memberikan jalan menuju hidayah.


Orang yang zuhud dari dunia, diuji dengan akhirat. Orang yang zuhud dari dunia dan akhirat, diuji oleh Pencipta dunia dan akhirat. Kalau semua telah alpa, seakan-akan kalian tidak pernah bakal mati, seakan-akan kalian tidak akan dihamparkan di padang mahsyar, anda tidak di hisab di sana, anda tidak melewati jembatan Shirothol Mustaqim?


Ini sifat-sifat anda, padahal anda mengajak Islam dan Iman. Ini Al-Quran dan Ilmu sebagai argumentasi bagi kalian. Jika kalian hadir dalam majlis Ulama, dan anda menolak apa yang dikatakan mereka, maka kehadiran anda sebagai hujjah yang membuat anda berdosa. Sebagaimana anda semua bertemu Rasulullah Saww, di hari kiamat nanti, sementara anda tidak menerima beliau, ketika seluruh makhluk dalam ketakutan atas kebesaran, keagungan dan keadilan serta kesombonganNya, maka ketika itu seluruh kerajaan dunia musnah, dan hanya kerajaan Ilahi yang abadi, semuanya di hari kiamat kembali kepadaNya.


Sementara itu para pemuka kaum Sufi juga tampak di sana dengan kemuliaan dan kelengkapannya, dan bagaimana Allah memuliakan mereka di hari itu. Para paku bumi, adalah penegak bumi, yaitu mereka sebagai penguasa makhluk dan pemukanya sekaligus sebagai wakil Tuhan Azza wa-Jalla.


Mereka hari ini tidak tampak dalam rupa, tapi dalam makna, tetapi esok mereka tampak dalam rupa.Para pemberani dalam argumentasi dan perang adalah mereka yang melawan orang kafir. Sedangkan sang pemberani dari kalangan orang-orang sholeh adalah yang melawan hawa nafsunya, watak manusiawinya, syetan dan para kolaborator kejahatan. Mereka ini adalah syetan-syetan manusia. Sedangkan sang pemberani dari kalangan khowash adalah keberaniannya dalam zuhud dunia dan akhirat dan zuhud dari segala hal selain Allah secara total.


Pengabdian Kepada Allah – Nasihat Spiritual Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani


Anak-anak muridku semua, manakah sesungguhnya ubudiyah yang benar kepada Allah Ta’ala? Betapa jauh anda meraih hakikatnya. Raihlah rasa cukup bersama Allah dalam seluruh perkara kehidupan anda. Anda adalah hamba yang pergi dari tuan anda, dan kembalilah kepadaNya. Merasalah sebagai hamba yang hina dan rendah hatilah di hadapanNya, mengikuti perintah dan menjauhi laranganNya. Bersabar dan berselaras terhadap ketentuanNya.


Bila semua ini sudah anda lakukan dengan sempurna berarti pengabdian anda pada Tuan anda sudah maksimal, dan anda bisa merasa cukup bersama Allah. “Bukankan Allah telah mencukupi hambaNya?”Jika ubudiyah anda benar Allah pasti mencintai anda yang anda rasakan dalam hati anda, yang membuat hati anda mesra bersamaNya. Taqarub anda pun tanpa disertai susah payah, dan anda tidak merasa kesunyian karena Allah bersama Anda, sehingga anda terus menerus Ridlo kepadaNya dalam segala hal. Bahkan jika saja dunia ini terasa sempit bagi anda dan peluang-peluangnya tertutup, maka Allah Yang Maha luas tetap bersama Anda. Bahkan anda tidak ingin makan makanan selain dariNya, anda pun akan berselaras dengan Nabi Musa as, ketika Allah berfirman:“Dan Kami haramkan pada Musa untuk disusui para wanita penyusu sebelumnya.” (Al-Qashsah, 12)


Tuhan kita Azza wa-Jalla, senantiasa Melihat dan Menyaksikan segalanya, dalam segala sesuatu senantiasa Hadir, Dekat dengan segalaNya, tidak butuh pada segalaNya. Lalu kenapa mesti ada keingkaran setelah mengenalNya?


Celaka anda ini. Anda sudah mengenalNya kenapa harus mengingkariNya berkali-kali? Kalau anda tidak segera kembali kepadaNya, anda akan terhalang dari semua kebaikan. Karena itu bersabarlah bersamaNya, dan jangan bersabar untuk jauh dariNya.Ketahuilah, siapa yang sabar akan mendapatkan kemampuan. Mana akal dan kehidupan anda? Allah sampai berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan jadilah orang yang penyabar, berkaitlah kepada Allah dan bertaqwalah pada Allah agar kalian semua meraih kemenangan.”


Banyak ayat tentang kesabaran yang menunjukkan adanya kebaikan dan kenikmatan, balasan dan pemberian yang yang besar, ringan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Karenanya bersamalah dengan Allah, dunia akhirat anda akan bahagia dengan kebajikan.Anda semua harus banyak berziarah kubur dan ziarah pada orang-orang yang saleh, berbuat kebaikan, maka perkara kehidupan anda akan beres. Jangan seperti orang-orang yang yang mendapat nasehat tetapi tidak dihayati, dan seperti orang yang mendengarkan pengetahuan tetapi tidak diamalkan.


Jangan Jual Agamamu Dengan Debu - Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailani Hari Jum’at Pertengahan Syawal Tahun 545 H


Qalbu orang-orang beriman senantiasa bersih, suci dan melupakan makhluk, terus menerus mengingat Allah Azza wa-Jalla, melupakan dunia, mengingat akhirat, melupakan apa yang ada padamu, dan mengingat apa yang ada di sisi Allah Ta’ala.


Kalian bisa terhijab oleh mereka dan seluruh apa yang ada pada para makhluk itu, disebabkan kesibukanmu dengan dunia dan melalaikan akhirat. Kalian meninggalkan rasa malu di hadapan Allah Azza wa-Jalla, sehingga kalian tersungkur di sana. Karena itu terimalah nasehat kawan anda yang mukmin dan anda jangan kontra. Karena dia yang tahu apa yang ada pada dirimu, hal-hal yang anda tidak tahu tentang dirimu.


Karena itu Rasulullah Saww bersabda : “Orang mukmin adalah cermin bagi sesama mukmin.” Mukmin yang benar dalam nasehatnya bagi sesama mukmin, akan menampakkan kejelasan apa yang tersembunyi pada saudaranya, yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ia mengenalkan mana yang menjadi kebaikan dan mana yang berdampak keburukan. Maha Suci Allah yang telah memberikan anugerah di hatiku untuk menasehati makhluk dan hal demikian telah dijadikan sebagai hasrat besarku.


Saya menasehati dan saya sama sekali tidak menginginkan imbalan. Sebab akhiratku telah menjadi bagian sukses bagi diriku di sisi Tuhanku Azza wa-Jalla. Aku tidak mencari dunia, karena aku bukan budak dunia, juga bukan hamba akhirat, bahkan bukan hamba selain Allah azza wa-Jalla.


Aku tidak menyembah kecuali hanya kepada Sang Pencipta, Yang Esa, Yang Maha Esa nan Qadim. Kepuasanku ada pada kebahagian kalian, dan kedukaanku jika kalian hancur celaka. Jika aku melihat murid yang benar dan benar-benar telah meraih kemenangan melalui diriku, aku merasakan kepuasan dan kelegaan, bahkan kegembiraan, karena bagaimana hal itu terjadi melalui diriku?


Anak-anak muridku….Hasratku adalah anda, bukan diriku. Jika anda bisa berubah, itu demi anda, bukan demi diriku. Aku hanya menggambarkan pelajaran, dan sesungguhnya yang membuat aku senang, semata karena ini semua hanya untuk dirimu.


Wahai para kaum Sufi tinggalkan takabur di hadapan Allah Azza wa-Jalla dan takabur di hadapan sesama makhluk. Lihatlah kadar diri-diri anda, dan rendah hatilah dirimu. Awalmu hanya setets air hina, dan akhirmu hanyalah bangkai yang terbuang. Karena itu kamu semua jangan tergolong orang yang tamak dan dikendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu yang mendorong anda untuk memasuki pintu-pintu penguasa untuk mencari sesuatu dari mereka, untuk mendapatkan bagian atau pemberian mereka, padahal bagian yang diberikan itu begitu hinadina.


Kanjeng Nabi SAW bersabda : “Siksa paling dahsyat dari Allah Azza wajalla pada hambaNya, adalah ambisinya si hamba untuk meraih apa yang tidak dibagikan padanya.” Betapa celakanya, wahai orang bodoh terhadap takdir dan bagian dari Allah. Apakah kalian menyangka bahwa generasi dunia ini mampu memberikan bagian pada kalian, hal-hal yang bukan bagianmu? Tetapi anda perlu ingat, bahwa waswas (godaan) syetan yang terus menggoda kealam dan hati anda, sampai anda tidak lagi menjadi hamba Allah Azza wa-Jalla, dan menjadi hamba diri anda sendiri, menjadi budak nafsu dan syetan anda. Menjadi budak naluri, harta dan uang anda. Hati-hatilah mana tempat kemenangan dan kebahagiaan sampai anda mampu menempuh jalan ubudiyah anda.


Diantara para Ulama sufi mengatakan, “Siapa yang tidak mengenal tempat kebahagiaan hakiki, pasti tidak pernah bahagia.” Anda mengetahui tempatnya, tetapi anda hanya mengenal melalui kedua mata kepala anda, bukan dengan matahati dan rahasia batin anda. Iman anda hanya melintas belaka, sampai anda hanya melihat tidak dengan penglihatan hakiki. Allah Azza wa-Jalla berfirman : “Sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi yang buta adalah matahati yang ada di dalam dada.”


Si tamak yang memburu dunia dari tangan makhluk telah menjual agama dengan debu, menjual apa yang abadi dengan yang fana, lalu dia tak mendapatkan kedua-duanya. Sepanjang iman anda kurang, anda merasa kurang dengan dunia dan kehidupan anda hanya untuk merebut sesama, sampai agama anda tergadaikan dan anda merasa bisa makan dari mereka. Namun sepanjang iman anda sempurna, anda akan senantiasa mampu bertawakal jiwa anda kepada Allah azza wa-Jalla dan keluar dari sebab akibat duniawi, memutuskan hati pada budak dunia menuju kepada Allah Ta’ala, lalu hati anda pergi menjauh dari seluruh makhluk.


Disinilah hatimu bisa keluar dari negerimu, keluar dari keluargamu, keluar dari took dan popularitasmu. Lalu anda menyerahkan semua itu pada mereka, seakan-akan Malakat Maut hendak menjemput anda, anda seperti sedang disambar oleh kamatian, seakan-akan bumi hendak menelan anda, dan gelombang takdir telah meraih anda memasukkan ke dalam lautan ilmu dan menenggelamkan anda di sana. Siapa yang mampu di tahap ini, segala penderitaan dunia tidak berpengaruh baginya, sebab dunia hanya pada lahirnya, bukan masuk dalam batinnya. Bahkan dunia untuk yang lain bukan untuk hatinya.


Wahai para kaum sufi…. Jika anda semua mampu melakukan apa yang saya sebutkan itu, mampu mengeluarkan sebab akibat dunia dan ketergantungan padanya dari hatimu, anda akan meraih kemenangan dari segala segi. Jika anda tidak mampu meraih semua itu, paling tidak sebagian ajaran itu anda dapatkan. Nabi kita SAW bersabda : “Kosongkan dirimu dari problema duniawi semampu (semaksimalmu).”


Anak-anak muridku…Jika kamu sekalian mampu mengosongkan hatimu dari dunia, lakukanlah. Jika tidak, maka cepatlah larikan hatimu menuju kepada Allah Azza-wa-Jalla. Gantungkan hatimu pada Rahmat Allah Ta’ala, sampai problema dunia keluar dari hatimu, karena Allah azza wa-Jalla Maha Kuasa atas segalanya dan Maha mengetahui. Pada KuasaNyalah segalanya tergenggam. Kokohlah di pintuNya, mohonlah agar hatimu disucikan dari selain DiriNya, lalu dipenuhi iman dan ma’rifat padaNya, mengenalNya dan cukup denganNya, jauh bergantung pada makhlukNya. Mohonlah agar dianugerahi Yaqin, dan kemesraan qalbu bersamaNya, kesibukan fisik untuk taat padaNya. Mohonlah semuanya dariNya bukan dari selain Dia. Jangan sampai anda menyerahkan pada sesama makhluk, tetapi serahkan padaNya, bukan lainNya. Engkau bermuamalah denganNya dan bagiNya, bukan bagi yang lain.


Anak muridku….Kefahaman teoritis dan ucapan, tetapi tidak disertai amal qalbu, membuat anda tidak bisa melangkah kepada Allah Ta’ala, walau pun selangkah. Perjalanan adalah perjalanan Qalbu. Kedekatan adalah kedekatan rahasia qalbu. Amal sesungguhnya adalah amal hakiki disertai disiplin pada aturan syariat dalam gerak fisik badan kita, dan Tawadlu (rendah hati) kepada Allah azza wa-Jalla dan kepada para hambaNya.


Siapa yang mengukur dirinya dengan hasrat diri sendiri, maka tidak akan dapatkan ukuran benar. Siapa yang memamerkan amalnya pada makhluk, bukanlah disebut amal. Amal sesungguhnya justru tersembunyi, kecuali hal-hal yang fardlu, yang harus ditampakkan. Dan anda telah sembrono dalam melangkahkan jejak asas jiwa anda.


Tentu tidak ada manfaatnya manfaatnya anda membangun sesuatu di atasnya, karena bangunan akan roboh. Fondasi amal adalah Tauhid dan Ikhlas. Siapa yang tidak berpijak pada Tauhid dan Ikhlas, tidak akan meraih amal. Kokohkan asas fondasi amal anda dengan Tauhid dan Ikhlas, lalu bangunlah amal itu dengan Daya Allah Azza wa-Jalla, bukan dengan kekuatan dan dayamu. Tangan Tauhid adalah penegak, bukan tangan syirik dan kemunafikan. Orang yang bertauhid adalah yang mampu meninggikan derajat amalnya, bukan pada orang munafik.


Ya Allah jauhkan diri kami dari kemunafikan dalam seluruh tingkah kami. Dan berikan kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan lindungi kami dari azab neraka.


Pasrahkan Jiwamu Kepada Allah - Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-JilanyHari Ahad, 9 Dzul Qa’dah tahun 545 H.


Orang beriman itu meraih bekal, sedangkan orang kafir itu menikmati. Orang beriman meraih bekal, karena itu dia berada di perjalanan, lalu menerima sedikit saja dari hartanya, dengan lebih mengedepankan pada akhirat yang lebih besar. Ia membiarkan dirinya dengan sekadar bekal seorang penempuh perjalanan, karena semua hartanya untuk akhirat. Hati dan cintanya di akhirat sana. Hatinya memutuskan untuk menetap di akhirat, bukan menetap di dunia dan penghuninya. Kalau ia dapat makanan yang baik, ia prioritaskan makanan itu untuk orang faqir, karena ia tahu bahwa di akhirat ada makanan lebih baik dari itu semua. 


Tujuan utama orang beriman yang ‘arif dan ‘alim adalah mendekati Pintu Allah Azza wa-Jalla. Dengan hatinya ia ingin mendekatiNya di dunia sebelum sampai ke akhirat. Mendekati dengan hatinya adalah tujuan perjalanannya.Aku melihat anda ketika berdiri, ruku’, sujud, bangun malam, berpayah-payah, sementara hatimu terus menerus tidak pernah meninggalkan tempat, tidak keluar dari rumah WujudNya, dan tidak bergerak dari tradisiNya.


Carilah Tuhanmu dengan cara yang benar, karena bukan bersusah payah itu yang disebut dengan cara yang benar. Lubangi dirimu dengan alat pelubang kebenaranmu. Buanglah tali pengikatmu dengan makhluk dengan tali keikhlasan dan tauhidmu. Patahkan cekatan tanganmu untuk meraih segalanya dengan tangan zuhudmu di dalamnya. Lemparkan hatimu sampai ke pantai lautan kedekatan dengan Tuhanmu Azza Wa-Jalla.


Pada saat itu akan datang kepadamu kapal pertolongan yang meraihmu menuju Allah Azza wa-Jalla.Dunia ini adalah lautan, dan imanmu adalah kapal. Di sinilah Luqman Al-Hakim ra, berkata, “Wahai anakku, dunia adalah lautan, dan iman adalah kapal, angin yang menjalankan perahunya adalah keta’atan, dan benua adalah akhirat.”Wahai orang-orang yang terus menerus bermaksiat, dalam waktu dekat kamu akan buta, tuli, lumpuh dan miskin. Kerasnya hati para makhluk akan merampas hartamu penuh kerugian. Berfikirlah, kembalilah pada Tuhanmu Azza wa-Jalla.


Jangan sampai kamu musyrik karena hartamu, dan kalian mengandalkan hartamu itu. Renungkanlah datangnya maut. Minimalkan ambisi duniawimu, pendek dan potonglah angan-khayalanmu. Sebagaimana Abu Yazid al-Bisthamy ra, berkata, “Orang mukmin yang arif sama sekali tidak menuntut Allah, bukan tuntutan dunia, bukan pula tuntutan akhirat. Ia hanya meminta dari Tuhannya.”


Anak-anak, kembalilah pada Tuhanmu dengan hatimu. Orang yang bertobat adalah yang kembali kepada Allah Azza wa-Jalla, sebagaimana firmanNya : ”Kembalilah kepada Tuhanmu..” Kembalilah, maka kalian serahkan semua kepadaNya, serahkan jiwamu, lemparkan dirimu di hadapanNya, pada Rencana, Takdir dan PerintahNya, larangan dan kehendakNya. Lemparkan hatimu tanpa kata-katamu, tanpa tangan dan kakimu, tanpa mata, tanpa bagaimana, tanpa kenapa, tanpa kontra dan tanpa berbeda. Tetapi dengan keselarasan dan kejujuran, dengan ucapan yang benar, dengan perintah yang benar, dengan takdir yang benar, dan engkau dapatkan kehendak yang benar. Kalau kamu seperti itu, pasti hatimu akan kembali dengan musyahadah kepadaNya.


Jangan bersenang dengan sesuatu, tetapi hati-hati dengan sesuatu itu, sesuatu mulai di bawah Arasy sampai bintang tsuraya. Cepatlah lari dari semua makhluk itu, sampai tak tersisa di hatimu. Beradab dengan para syeikh tidak baik kecuali pada orang yang telah berkhidmah demi keselamatan makhluk.


Lihatlah perilaku mereka bersama Allah Azza wa-Jalla. Banyak orang yang membikin pujian dan cacian seperti hujan dan kemarau, malam dan siang, keduanya silih berganti, dipandang semuanya dari Allah Azza wa-Jalla, karena semua itu takdir Allah Azza wa-Jalla. Ketika sudah benar-benar nyata di mata mereka, mereka pun tidak menghiraukan pujian orang memuji dan tidak lari dari cacian para pencaci. Karena hati mereka telah keluar dari kecintaan terhadap makhluk maupun kebencian mereka. Justru mereka merasa kasihan sekali dengan para makhluk itu.


Jangan sampai kalian disesatkan oleh ilmu, yang membuat anda tersesat. Anda sholat dan puasa demi makhluk, sampai para makhluk itu merasa tunduk padamu, menyerahkan hartanya padamu, memuji anda di rumah-rumah mereka dan di majlis-majlis mereka, dan anda merasa berhasil karena makhluk-makhluk itu. Jika maut menjemputmu, siksa mendatangimu, kesusahan dan penderitaan yang menghalangi dirimu dengan mereka, padahal tak satu pun yang bisa menolong dirimu, dan harta yang kalian raih dari mereka itu dirampas orang lain, sementara siksa dan hisab menantimu, sungguh wahai mahrum, anda dapatkan semua di dunia, tapi anda dapatkan semua siksa di akhirat esok.


Ahli ibadah adalah para wali, dan para abdal yang mukhlis sangat dekat dengan Allah Azza wa-Jalla. Para Ulama yang mengamalkan ilmunya adalah pengganti Allah di bumiNya, menjadi utusanNya, mewarisi para NabiNya dan RasulNya. Bukan kalian wahai orang yang di sibukkan oleh retorika, bukan kalian yang religius-formalis sementara batin anda bodoh.Apa yang anda dapatkan? Islam? Islam anda tidak benar! Padahal dasar Islam itu Syahadat. Sementara hatimu tidak bersyahadat. Kalian berucap Tiada Tuhan selain Allah, tetapi anda dusta. Di hatimu terkumpul berhala-berhala ketakutanmu pada penguasamu, lalu menjadi sesembahan hatimu yang menjubali jiwamu. Prinsip mengandalkan karyamu, labamu, upayamu, kekuatanmu, pendengaranmu, penglihatanmu, pukulanmu, adalah berhala-berhala.


Pandanganmu bahwa manfaat, bencana, anugerah, hambatan, kamu anggap dari makhluk, adalah berhala-berhala. Betapa banyak orang menyebutkan semua ini dengan ucapannya, lalu mereka memamerkan, menampakkan seakan-akan mereka ini ahli tawakkal pada Allah Azza wa-Jalla, justru dzikir mereka hanya di lisan, bukan sampai di hatinya. Mereka begitu bangga dengan stylenya, dan mereka katakan, “Nah, begini ini…inilah….bukankah kami ini muslim? Besok di akhirat akan tampak jelas cacat mental mereka, dan jelas keburukannya.


Hai celaka! Anda mengokohkan dalam ucapan “Tiada Tuhan….” Dengan menafikan semuanya, dan “Kecuali Allah” sebagai penetapan total padaNya, bukan selainNya. Lalu kenapa masih ada sisa waktu bagi hatimu untuk mengandalkan yang lain selain Allah Azza wa-Jalla? Anda bohong besar! Ternyata anda punya berhala yang anda andalkan? Padahal hati adalah yang beriman, yang menyatu, yang mukhlish, yang taqwa, yang wara’, yang zahid, yang meyakini, yang mengenal, yang mengamalkan. Hatimulah pemimpin, yang lain hanya pasukan. Kalau kamu mengucapkan Laailaaha Illallah, haruslah hatimu dulu baru lisanmu. Pasrahkan padaNya, gantungkan padaNya, bukan pada lainNya.Biarkan lahiriyahmu sibuk dengan aturan hukum, tetapi hatimu harus bersama Allah Azza wa-Jalla.


Biarkan dzohirmu menghadapi kebajikan dan kejahatan, tetapi hatimu harus sibuk bersama pencipta kebajikan dan kejahatan. Yang mengenalNya, akan sampai kepadaNya. Semua ucapan ada di hadiratNya. Tawadlu’lah padaNya dan hamba-hambaNya yang sholeh. Lipatkanlah hasrat, kesedihan, tangisan, ketakutan dan rasa hinamu, rasa malumu, penyesalanmu atas keteledoranmu karena hilangnya ma’rifat dan pengetahuan serta kedekatan denganNya.”Allah yang bertindak apa yang dikehendakiNya, tidak akan ditanya apa yang dilakukanNya, dan mereka justru yang ditanya (apa yang mereka lakukan)” Renungkan apa yang kurang, yang teledor, yang bodoh, yang terlempar, yang bakal menimpanya, dan lihatlah ke masa depan yang dihadapinya, apakah ia diterima atau ditolak oleh Allah SWT, apakah ia diberangus, apakah kelak di hari kiamat bersama orang yang beriman atau bersama orang-orang kafir. Nabi SAW saja bersabda : ”Akulah yang paling ma’rifat kepada Allah, dan paling takut kepadaNya”.


Diantara jumlah kecil para arifin, ada yang membaca apa yang ada di Lauhul Mahfudz, lalu ia merenungkan di hatinya, dan Allah memerintahkan untuk menyembunyikannya, tidak menampakkan melalui nafsunya, dengan tetap ber-islam, menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya, sabar atas bencana, dan Zuhud dari segala hal selain Allah Azza wa-Jalla. Sama bagi merka antara debu dan emas, antara pujian dan cacian, antara pemberian dan halangan, antara nikmat dan derita, antara kaya dan miskin, antara ada dan tidaknya sesama makhluk. Kalau sesudah sempurna semua itu Allah di belakang mereka secara total, baru kemudian Allah memberikan stempel dengan kepemimpinan ruhani dan kewalian atas makhluk. Setiap orang yang memandangnya senantiasa meraih manfaat karena Kharisma Ilahi dan cahayaNya yang membias padanya.Ya Tuhan Kami berikanlah kami di dunia kebajikan, dan di akhirat kebajikan, dan lindungilah kami dari siksa neraka.


Orang Yang Bodoh Merasa Gembira Dengan Hal Duniawi - Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-JilanyHari Selasa 11 Dzul Qa’dah, 545 H.


Al-Hasan Bashri mengatakan, “Pandanglah dunia ini dengan mata yang hina, maka demi Allah sesungguhnya anda tidak akan meraih kebaikan sebelum anda melihatnya dengan pandangan kehinaan.”


Anak-anak sekalian…. Mengamalkan Al-Qur’an berarti memposisikan dirimu pada sisiNya, dan mengamalkan Sunnah berarti memposisikan dirimu di sisi RasulNya, Nabi Muhammad SAW. Hatinya dan citanya tidak pernah bergeser dari jiwa sesama manusia. Orang inilah yang yang diberi anugerah kebajikan dan kedalaman, kejernihan dan riasan atas rahasia-rahasia jiwanya. Orang inilah yang dibukakan pintu taqarrub, yang bangkit, yang pergi meninggalkan diri antara hati dan rahasia hati dan antara Tuhannya Azza wa-Jalla. Setiap langkah jejaknya senantiasa menambah kegembiraan jiwanya.


Maka siapa pun yang dianugerahi rizki seperti itu, ia harus bersyukur dan bertambah taatnya. Kalauseseorang bergembira di luar anugerah seperti itu, berarti seseorang telah meraih ketololan, karena orang bodoh adalah orang yang bergembira dengan dunia. Sedangkan orang yang pandai adalah yang memanfaat peluang semampang di dunia. Orang yang bodoh selalu membantah takdir dan kontra pada ketentuanNya. Orang ‘alim senantiasa selaras dan ridlo kepada takdirNya.


Hei kalian, sungguh kasihan sekali. Jangan sampai dirimu menentang takdir dan memberontakNya, hingga dirimu masuk dalam jurang kehancuran. Rotasi hakikat adalah rela kepada Perilaku Allah Azza wa-Jalla, mengeluarkan makhluk dari dalam hatimu, sampai kalian bertemu Sang Pemelihara makhluk. Engkau menemuiNya dengan hatimu, sirrmu dan maknamu. Dengan begitu kalian bisa mengikuti Langkah Ilahi Azza wa-Jalla, jejak RasulNya dan hamba-hambaNya yang saleh.Bila kalian punya kemampuan untuk berkhidmah kepada orang-orang saleh, lakukan, karena itu lebih baik bagimu di dunia dan di akhirat.


Kalau kalian memiliki seluruh dunia, sementara hatimu tidak seperti hati mereka, maka kalian tidak memiliki sedikit pun, seperti hati mereka yang dilimpahi kebajikan Allah Azza wa-Jalla. Mereka yang memiliki dunia dan akhirat, dalam aturan antara kalangan publik dan kalangan elit Ilahi dengan aturan Allah Azza wa-Jalla.Aduh, kalian jangan menyandarkan hasratmu kepada sesama makhluk. Sementara dalam benakmu hanya makan dan minum, bergaya pakaian, memuaskan kawin, menumpuk dunia dan ambisius. Orang-orang yang memburu dunia akan terjerumuskan ketika di akhirat. Dagingmu hanya akan jadi santapan ulat dan belatung serta binatang ganas bumi.


Sabda Nabi saw : ”Allah Azza wa-Jalla punya malaikat yang terus mengumandangkan pagi dan petang : “Wahai manusia, siapkan dirimu untuk maut….sadarlah kalian datangnya kehancuran….dan bersatulah menghadapi musuh…” Orang mukmin yang benar selalu punya niat yang baik dalam seluruh urusan kerjanya di dunia, bukan demi dunia, tetapi demi akhirat. Ia bangun masjid, gedung, madrasah, pesantren dan membangun jalan bagi umat.


Kalau tidak membangun itu semua, maka ia hanya membangun keperluan keluarga, orang miskin dan orang yang tak berdaya dan hal-hal yang harus dilakukannya. Yang ia inginkan sesungguhnya dari membangun itu adalah membangun di akhirat, bukan membangun menuruti hawa nafsunya.Bila manusia berpijak benar seperti itu, ia bersama Allah Azza wa-Jalla dalam semua perilakunya, lalu kekurangannya tetap bersama Allah, kelebihan materinya tetap bersama Allah, hatinya bertemu dengan para Nabi dan Rasul SAW. Ia menerima apa yang datang dari para Nabi dan rasul itu, baik dalam ucapan maupun tindakan, penuh keimanan dan keyakinan, apalagi jika bisa bertemu mereka di dunia dan di akhirat.


Orang yang berdzikir kepada Allah Azza wa-Jalla adalah orang yang hidup, yang mengalami transformasi dari kehidupan ke kehidupan, maka ia tak pernah mati kecuali sejenak. Manakala dzikir terus langgeng berlangsung dalam hati, langgeng pula dzikir hamba kepada Allah Azza wa-Jalla, walau lisannya tidak berdzikir. Sepanjang hamba langgeng berdzikir, langgeng pula keselarasannya dengan Allah, ridlo dengan perilaku Ilahi. Bila anda tidak berselaras dengan Allah atas datangnya musim dingin, berarti anda mendustai musim dingin, begitu pula jika anda tidak berselaras dengan Allah datangnya musim panas, anda mendustai musim panas. Berselaras atas dua musim itulah yang menghilangkan penderitaan anda dan kerasnya dua musim itu. Begitu pula berselaras dengan cobaan dan penderitaan menghilangkan keruwetan, kesempitan dan luka, serta depressi, disaat dua musim itu tiba.


Betapa mengagumkan perilaku kaum Sufi, betapa indahnya kondisi jiwa mereka. Semua yang datang dari Allah Azza wa-Jalla dirasa baik di hati mereka. Karena mereka telah dilimpahi air ma’rifat dan berapa dalampangkuanNya, senantiasa mesra bersamaNya di sisiNya dan menghapuskan diri dari selain DiriNya, senantiasa mati di hadapanNya. Ia telah diliputi oleh sifat Kharisma Ilahi, dan jika Allah berkehendak Dia membangkitkan mereka, menghidupkan mereka.


Mereka di Tangan Allah seperti Ashhabul Kahfi dalam guanya. Yaitu mereka dikatakan dalam Al-Qur’an : ”Dan mereka Kami belokkan ke arah kanan dan ke arah kiri” Mereka adalah manusia paling cerdas, karena menyerahkan harapannya kepada Tuhannya, harapan maghfirah dan keselamatan dalam seluruh perilaku kehidupannya. Sementara kalian, beramal dengan amalnya ahli neraka sembari mengharap syurga. Anda mengangan-angan sesuatu yang bukan tempatnya.


Anda jangan terpedaya oleh tipudaya orang yang meminjami, dan dalam waktu singkat mengambil harta anda. Allah telah meminjami kehidupan kepada anda, sampai dirimu taat kepadaNya dalam kehidupan itu. Allah menahanmu di dunia agar kamu bisa melakukan peluang yang diberikan. Begitu juga kesehatan, kekayaan, keamanan, derajat, semuanya adalah pinjaman dari Allah. Semua kenikmatan adalah pinjaman pula. Jangan anda berbuat sembrono, atas pinjaman tersebut.


Maka semua pinjaman Allah itu harus anda jadikan sebagai peluang ketaatan. Semuanya harus dijadikan tempat aktivitas untuk kesalamatan bersama Allah Azza wa-Jalla, dunia hingga akhirat. Sebagian Sufi mengatakan, “Berselaraslah dengan Allah dalam mengurusi soal sesama makhluk. Jangan berselaras dengan kepentingan makhluk untuk urusan Allah. Bangkrutlah orang yang bangkrut. Tuntaslah orang yang menunaikan. Karena anda tahu, bahwa orang yang berselaras dengan Allah Azza wa-Jalla itu adalah orang-orang yang saleh dari hamba-hambaNya yang berselaras.”


Jangan Ikuti Ulama Yang Tidak Shaleh - Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Hari Jum’at Pagi Tanggal 7 Dzul Qa’dah, 545 H.


Hai Munafiq! Allah memberangus dirimu dari muka bumi. Apa yang masih tersisa dari kemunafikanmu? Sampai dirimu terus menerus mengumpat Ulama Sholeh, para Auliya’ yang Soleh? Kalian memakan daging mereka dalam pesta bersama dengan kelompok-kelompok munafikmu? Padahal dalam waktu dekat dagingmu akan disantap oleh ulat-ulat, mulutmu, dan ulat-ulat itu akan mencabik-cabik dan merobek-robekmu. Bumi akan menelanmu, menjepitmu dan menggilasmu.


Tak ada kemenangan dan kebahagiaan bagi orang yang tidak memiliki baik sangka (husnudzon) kepada Allah Azza wa-Jalla dan kepada hamba-hambaNya yang saleh, tak ada kebahagiaan bagi mereka yang tidak tawadlu pada hamba-hambaNya itu. Kenapa anda tidak rendah hati kepada mereka? Padahal mereka adalah para pemuka ruhani dan pemimpin ummat. Apa pangkatmu wahai munafik, dibanding mereka?Padahal Allah Azza wa-Jalla telah mengikat jiwa para Auliya dan Ulama saleh ; dimana hujan turun dan tumbuhan ranum karena mereka. Setiap makhluk seperti dibawah perlindungan mereka. Setiap orang dari mereka ini seperti gunung yang tak tergoyahkan oleh bencana dan guncangan musibah. Tauhid mereka dan ridlo mereka begitu kokoh terhadap Allah, Tuhan mereka. Mereka senantiasa berjuang untuk ummat dan jiwanya.


Bertaubatlah kepada Allah hai munafik! Mengaku salahlah kepadaNya, akuilah dosa-dosamu, antara dirimu dengan Allah, dan hinakan dirimu di hadapanNya. Sungguh! Kalau anda tahu apa yang ada padamu saat ini, anda semua pasti tidak seperti ini. Beradablah kamu di hadapanNya, sebagaimana para pendahulumu beradab kepada Allah Azza wa-Jalla. Kenapa anda seperti banci? Watak, perilaku dan keberanianmu? Keberanian dalam agama adalah berani menegakkan kewajiban Allah Ta’ala. Janganlah kalian menghina ucapan para Ulama dan para sufi. Karena ucapan mereka adalah obat dan buah. Sekarang tak ada Nabi diantara kalian, kecuali kalian semua mengikuti para Ulama saleh, karena dengan begitu kalian mengikuti jejak Nabi SAW, karena merekalah yang mengukuti jejak nabi dengan sebenar-benarnya. Jika kalian mengikuti seperti mengikuti Nabi, jika kalian melihat seakan-akan melihat para Nabi.


Bergurulah kepada Ulama-ulama yang taqwa. Karena berguru kepada mereka membawa barokah. Jangan berguru kepada Ulama-ulama yang tidak mengamalkan ilmunya, karena berguru kepada mereka malah runyam. Jika kamu berguru kepada orang yang lebih taqwa dan lebih berilmu, maka belajarmu meraih barokah yang banyak. Tapi kalau kamu berguru kepada orang yang lebih tua dari kamu usianya, tetapi tidak ada ketaqwaan dan ilmu, maka belajarmu akan membawa bencana. Beribadahlah untuk Allah, bukan untuk selain Allah. Tinggalkan hatimu hanya untuk Allah, jangan biarkan hatimu untuk selain Allah. Sebab beramal selain Allah bisa kufur. Membiarkan hati untuk selain Allah Riya’. Siapa pun yang tidak mengenal ini dan beramal untuk selain ini dia berada dalam kesesatan, tanpa disadari maut telah menjemputnya.Hati-hati kalian. Kalian harus sampai kepada Tuhan kalian.


Putuskan hatimu dari selainNya. Sebagaimana sabda Nabi SAW: ”Berwushullah pada orang yang berada diantara dirimu dan Tuhanmu, kalian semua akan bahagia…” Beradalah bersama shaf orang yang diantara dirimu dan Tuhanmu, melalui perlindungan hati orang-orang saleh.Anak-anak sekalian. Jika anda temui dirimu, di hatimu, masih suka membedakan antara orang miskin dan orang kaya, maka kalian tidak akan bahagia. Muliakan orang fakir dengan kesabaran mereka, dan ambillah berkah dari mereka, bertemu mereka dan bermajlis dengan mereka. Nabi saw, bersabda : “Kaum fakir adalah para penyabar, merekalah kaum majlis Ar-Rahman di hari kiamat.”Saat ini mereka bermajelis dengan Allah melalui hatinya, besok mereka dengan jasadnya.


Para fakir adalah mereka yang hatinya zuhud dengan dunia, berpaling dari pesona dunia, dan mereka memilih kefakiran dibanding kemewahan, mereka bersabar dengan kenyataan itu. Ketika telah sempurna mereka dilamar oleh akhirat. Ketika bertemu akhirat mereka melihat bahwa akhirat ternyata bukan Tuhan mereka, lalu mereka berpindah dari akhirat, lalu mereka lari karena malu kepada Tuhannnya Yang Maha Agung dan Mulia. Bagaimana tidak? Kenapa harus bermukim pada selain Allah? Akhirnya mereka bertemu dengan Sang Pencipta dan bermesraan denganNya, lalu menyerahkan semua perbuatannya padaNya, dan seluruh kebajikan dan kepatuhan, lalu mereka terbang degan sayap-sayap kebenaran jiwanya menuju Allah Azza wa-Jalla.


Mereka terbang menuju yang mewujudkan mereka, mencari Ar-Rafiiqul A’la (Allah Yang Maha Asih lagi Luhur). Meraih Yang Maha Awal dan Maha Akhir, Maha Dzohir dan Maha Bathin, sampai pada cakrawala Kedekatan, sehingga mereka menjadi golongan yang disebut Allah Azza wa-Jalla : ”Dan mereka sesungguhnya, di sisi Kami,. Termasuk orang-orang yang sangat terpilih.” Hati mereka, hasrat mereka dan makna mereka hanya pada Kami. Lubuk jiwa paling dalam, hanya bagi Kami.


Jika para Sufi sudah sempurna, mereka tidak sama sekali tergoda oleh dunia dan akhirat. Langit dan bumi dan diantara langit dan bumi telah terlipat oleh hati, rahasia hati yang telah menfanakan mereka dari selain Allah dan mempertemukan Allah SWT. Kalau saja mereka ada di dunia, tetap dikembalikan pada sikap manusiawinya, demi memenuhi bagian takdir mereka, agar Ilmu dan Qodlo-QodarNya tidak diganti, sehingga mereka memperbaiki adab bersama Ilmunya Allah, Qodlo dan QodarNya. Dan mereka meraih apa yang diberikan Allah melalui jejak Zuhud, bukan dengan Nafsu dan Hawa, atau pun hasrat. Karena itu pula aturan hukum dzohir tetap terjaga bagi mereka dalam segala perilakunya.


Mereka tidak pernah bakhil kepada sesama. Kalau diberi kemurahan di dunia, semuanya untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah Ta’ala, tak sebesar atom pun di hatinya ada sisa dunia.Kalau kalian masih bersama dunia, kalian tak dapatkan akhirat. Dan selama masih dengan akhirat kalian tak dapatkan Allah Tala’a. Jadilah kalian sebagai pelaksana tugas Ilahi. Jangan bodoh lagi! Jangan sampai kalian tergolong orang yang disesatkan dari pengetahuan kebenaran. Diantara caramu bertemu Allah, temuilah orang-orang miskin melalui hartamu. Karena sedekah itu bekerjasama dengan Allah Ta’ala Yang Maha Kaya dan Murah. Apakah ada yang rugi kalai bekerjasama dengan Yang Maha Kaya dan Maha Murah? Nafkahkanlah demi Wajah Allah Sebiji atom yang kau nafkahkan demi Allah, akan kau dapatkan segunung balasan dariNya. Setetes yang kau nafkahkan, selautan yang diberikanNya, di dunia dan di akhirat akan kau raih semuanya, pahala dan balasanNya.Anak-anak…kalau kau beramal untuk Allah, bersihlah tanamanmu, mengalirlah sungai-sungaimu, rimbun, ranum dan subur tanamanmu.


Perintahkan kebaikan, cegahlah kemungkaran dan tolonglah agama Allah azza wa-Jalla. Hadiahkan semua di dalamnya dengan benar. Siapa bersedekah dalam kebaikan akan abadi sedekahnya, baik dalam sunyi, sendiri, terang-terangan, suka maupun duka, musim semi maupun kemarau. Carilah kebutuhanmu dari Allah bukan dari makhluk. Kalau kalian memang bersama sesama makhluk, sunyikan hatimu bersama Allah Ta’ala, Allah akan melimpahkan ilhamNya untuk dirimu keman arah yang harus kau raih hajatmu. Kalau kalian mendapatkan rizki itu bukan dari mereka tetapi dari Allah swt.


Orang-orang Sufi mengeluarkan kepentingan hasrat rizkinya dari hati mereka, karena mereka tahu kadar dan bagian dariNya, lalu mereka tidak berambisi dan bernafsu mencarinya, lalu hatinya bersemayam pada Sang Pemilik semuanya. Mereka merasa cukup dengan anugerah Allah Ta’ala, atas Maha DekatNya dan PengetahuanNya. Jikia sudah sempurna perilaku perjalanannya mereka menghadap arah makhl;uk lain, dan memberikan pencerahan pada mereka agar menuju kepada Sang Maha Diraja, dimana mereka menata hati ummat untuk dekat kepadaNya, demi diterimanya mereka dan Ridlo dariNya.


Diantara para Sufi – semoga Allah merahmati – berkata, “Hamba Allah yang sesungguhnya adalah mereka yang ibadahnya benar-benar hanya bagi Allah, sama sekali tidak pernah mencari ganti dunia dan akhirat. Dia hanya mencariNya, bukan lainNya.” Ya Allah, tunjukkan semua makhluk menuju PintuMu. Inilah permohonanku selamanya dan sepenuhnya terserah Engkau. Ini doa umum yang kupanjatkan padaNya. Adapun Allah azza wa-Jalla berbuat sekehendakNya bagi makhlukNya. Jika hati telah benar, maka rahmat dan rasa asih akan melimpah ke sesama.


Seorang Sufi berkata, “Tak ada orang yang berbuat kebajikan begitu banyak dan tidak meninggalkan dosa, kecuali para Shiddiqun. Kaum Shiddiqun meninggalkan dosa besar dan kecil, kemudian menjaga wara’nya dari kesenangan syahwat, meninggalkan hal-hal yang dibolehkan tetapi masih kabur, dan hanya mencari halal yang mutlak (benar-benar halal). Kaum Shiddiqun siang dan malamnya full ibadah, mereka robohkan kebiasaan watak manusiawi, dan meraih rizki melimpah tak terhingga.


Jiwanya jernih dan bersih. Ia tetap bersabar ketika terhalang keinginannya, ketika tujuannya gagal. Coba bayangkan, dia berdoa tapi tidak diijabah, dia memohon tapi tidak diberi, dia mengadu, tapi bertambah aduannya, dia mencari jalan keluar tapi tidak menemukan, dia mendekat tetapi tidak tahu apakah Dia dekat dengannya, seakan-akan dia tak beriman dan tak bertauhid. Dan semua itu dilakukan dengan penuh kesabaran, karena dia hanya tahu bahwa kesabarannya itulah jadi obat bagi kejernihan jiwanya, bagi pendekatan kepadaNya. Semua kebaikan akan tiba setelah perjuangannya itu.


Maka disinilah bedanya orang beriman dan orang munafik, orang bertauhid dan orang musyrik, orang yang ikhlas dan orang yang pamer, orang yang berani dan orang penakut, orang yang kokoh dan skeptik, orang yang sabar dan orang emosional., orang yang benar dan orang bathil, orang yang jujur dan pendusta, orang pencinta dan pemberang, pengikut sunnah dan pengikut bid’ah.


Dengarkan ucapan kaum sufi. “Jadilah di dunia ini seperti orang yang terluka dan sabar atas obat yang dituangkan demi menghilangkan rasa sakitnya. Semua yang ada di dunia adalah cobaan dan bencana ketika anda bersama makhluk. Mereka memandang dalam bencana, manfaat, anugerah dan kegagalan. Semua obat, dan hilangnya bala’, justru ketika hatimu keluar dari makhluk, dan tekadmu hanya pada ketentuan takdir.


Janganlah anda berambisi menjadi pemuka diantara mereka, dan hendaknya hatimu hanya bersama Tuhanmu Azza wa-Jalla, sirrmu jernih bersamaNya, hasratmu hanya menuju kepadaNya. Jika nyata bagimu seperti itu maka hatimu membubung di barisan para Nabi dan rasul , Syuhada’ dan Sholihin, serta Malaikat Muqarrabin. Jika langgeng konsistensimu, engkau akan besar, agung, tinggi, membubung, dan semua kembali kepadamu.


Allah melimpahkan apa yang dilimpahkanNya, memberikan apa yang diberikanNya. Sungguh rugi orang yang tuli dari ucapan ini.”Wahai orang yang sibuk dengan kehidupannya, jauh dari meraca cukup bersamaku, sedangkan laba ada padaku, riasan akhirat pada diriku. Aku mengundang sekali lagi, mengumumkan sekali lagi, kenapa kalian masih menengok selain Diriku? Aku telah memberikan segalanya. 


Jika berhasil meraih akhirat padaku, aku tidak makan sendiri, karena orang dermawan tidak pernah makan sendiri. jadilah kalian orang yang melihat kemurahan Ilahi, dan anda tidak pernah melihat diriku bakhil bukan? Siapa yang mengenal Allah Azza wa-Jalla, selainNya terasa hina. Kebakhilan itu dari ego nafsu, sedangkan nafsu si Arif telah mati jika disandarkan pada nafsu makhluk. Nafsu arif muthmainnah pada janji Allah Azza wa-Jalla, takut dengan ancamanNya.


Ya Tuhan, limpahilah rizki pada kami sebagaimana Engkau limpahi rizki pada kaum Sufi. Dan berikanlah kepada kami kebajikan dunia dan kebajikan akhirat, dan lindungi kami dari azab neraka.”


Keluarkan Ego dan Nafsu Dari Dirimu - Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Hari Jum’at pagi tanggal 14 Dzul Qa’dah 545 H.


Anda jangan ragu dengan rizki anda, sebab rizki yang mencarimu itu lebih penting daripada kamu mencarinya. Jika anda meraih rizki hari ini, tinggalkan berambisi untuk rizki besok pagi. Seperti ketika engkau melewati sore, anda juga tidak tahu apakah rizki itu akan datang atau tidak dengan kesibukanmu. 


Kalau anda mengenal Allah, pasti anda lebih sibuk dengan Allah Azza wa-Jalla dibanding memburu rizki, sebab KharismaNya akan menghalangi perburuan anda. Karena orang yang mengenal Allah, lisannya akan terbungkam. Orang ‘arif akan terus membisu di hadapan Allah, sampai datang perintah Ilahi untuk terjun ke wilayah mashlahat publik. Jika Allah memerintahkan si arif ke publik, akan hilang kebisuan lisannya, dan hilang pula keterasingannya dengan ragam masyarakat.


Nabiyullah Musa AS, ketika menggembala kambing, lisannya terasa cadel, dan asing dengan massa. Namun ketika Allah memerintahkannya, maka Nabi Musa AS, berdoa, “Dan lepaskanlah kecadelan di lisanku hingga mereka faham ucapanku…” Seakan-akan Nabi Musa as, berkata, “Ketika aku terjun di padang untuk menggembala domba, aku tidak membutuhkan pada kekeluan lisanku, sekarang aku berada di tengah khalayak dan harus memberikan pengetahuan kepada mereka.” Maka dengan hilangnya kecadelan atau kekeluan di lisannya, dia bicara sembilan puluh kalimat yang sangat fasih dan sangat mudah difahami. Kecadelan Musa as, gara-gara ia menelan bara api di hadapan Firaun dan Asiah di saat masih balita dulu. 


Anak-anak sekalian, aku melihatmu, sangat sedikit pengetahuanmu kepada Allah Azza wa-Jalla, dan pada RasulNya serta Auliya’Nya, para pengganti Nabi, dan KhalifahNya. Kalian sunyi dari hakikat makna. Anda adalah burung dalam sangkar. Rumah yang kosong dan telah roboh. Pohon yang kering dan telah gugur daun-daunnya.Kibaran bendera hati seorang hamba, pertama-tama dengan Islam, kemudian meneguhkan ke-Islam dengan Istislam (pasrah total pada Allah), pasrahkanlah dirimu pada Allah Azza wa-Jalla, maka selamat pula jiwamu dan yang lainnya.Anda harus keluar dari dirimu dengan hatimu, keluarkan hatimu dari makhluk, dan hadir ke hadapanNya telanjang dari dirimu dan dari mereka.


Bila Allah menghendaki, Dia akan memberikan pakaian dan menghias pakaianmu lalu mengembalikan dirimu pada khalayak, kemudian dirimu melaksanakan tugas perintahNya, dengan RidloNya dan Ridlo RasulNya SAW, sembari kamu menunggu perintah berikutnya, dirimu tetap simpuh di hadapanNya. Jika bisa menepiskan segala hal selain Allah Azza wa-Jalla, si hamba ini teguh di hadapanNya di atas telapak jiwanya dan rahasia jiwanya. Musa as, berkata dengan ucapan kondisi ruhaninya : ”Aku bergegas kepadaMu, oh Tuhanku, semoga Engkau meridhoi…” Seakan beliau bermunajat, “aku menyingkirkan duniaku dan akhiratku serta seluruh makhluk. Aku telah putus dari sebab akibat dunia, dan aku melepaskan apa yang kumiliki. Aku datang kepadaMu dengan bergegas, agar Engkau ridho kepadaKu dan mengampuni dosaku, ketika sebelumnya aku bergabung dengan mereka.”Jika dibandingkan dengan munajat itu, wahai orang bodoh, dimana dan apa yang ada padamu? Kalian ini ternyata hamba nafsumu, duniamu dan hawamu. Kalian hamba khalayak, dan bermusyrik dengan mereka, karena kalian mengandalkan pandangan mereka dalam soal manfaat dan bahaya, sementara kalian mengharapkan syurga, kalian merasa takut masuk neraka. Dimana posisi kalian di hadapan Allah yang membolak-balik hatimu yang berfirman, “Jadilah, maka terjadilah…”


Anak-anak sekalian, janganlah anda ini diperdaya oleh taatmu yang membuatmu kagum pada prestasi ibadahmu. Mohonlah kepada Allah Azza wa-Jalla, agar taatmu diterima, jangan sampai amalmu itu tertolak. Jangan sampai anda disebut: “Jadilah taatmu sebagai maksiat dan kejernihanmu jadi kotoran.” Siapa pun yang mengenal Allah Azza wa-Jalla, tidak pernah mengandalkan sesuatu dan tidak pula diperdaya oleh sesuatu. Dia tidak merasa aman sampai ia keluar dari dunia dengan keselamatan agamanya, dan menjaga antara dirinya dan Allah Azza wa-Jalla.Anak-anak sekalian.


Seharusnya anda melakukan amaliyah qalbu dan keikhlasannya. Ikhlas yang sempurna adalah bersih dari segala hal selain Allah, sedangkan keikhlasan itu didasari ma’rifatullah Azza wajalla. Sementara aku tidak melihat anda sekalian kecuali anda ini adalah para pendusta, baik dalam wacana maupun tindakan, baik dalam sunyi atau ramai. Apa yang kalian jadikan pijakan, jika kalian berkata tanpa tindakan? Kalian bertindak tanpa keikhlasan dan tauhid? Bila kalian penuh kotoran di dirimu, dan berharap Allah meridhoimu, berharap penerimaan amalmu dan ridloNya, bagaimana mungkin? Padahal dalam sesaat anda telah menyalakan api neraka, sedangkan amalmu kelak di hari kiamat sudah dipilah, mana yang putih, mana yang hitam, mana yang kelabu.


Setiap amal yang tidak bertujuan demi Allah akan batil. Karena itu beramallah, cintailah, bersahabatlah dan carilah dari orang yang masuk dalam penghayatan : ”Tiada yang menyamai Nya sesuatu pun, dan Dia Maha Mendengar lagi Melihat.” Bersihkanlah semua, lalu teguhkan dirimu. Bersihkan semua dari kotoran hal-hal yang tak layak dan teguhkan yang selaras denganNya. Yaitu hal-hal yang diridhoiNya dan diridhoi RasulNya Saww. Bila kalian berbuat demikian, sirnalah semua keraguan, kelabuan dan kehampaan dari hatimu. Bersahabatlah dengan Allah, dengan Rasul-Nya dan dengan orang-orang yang saleh dengan penuh pengagungan, pemuliaan dan penghormatan.


Bila kalian ingin bahagia, jangan kalian hadir di hadapanku tanpa adab dan sopan santun. Jika masih tidak ada adab, kalian akan terus berlebih-lebihan, maka mulai saat ini tinggalkan segala yang berlebihan. Bisa secara diantara semua ini ada yang memiliki rasa hormat dan adab yang baik dari balik akal sehatnya. Sang koki akan tahu bumbu masakannya. Tukang roti mengerti adonannya. Perancang tahu akan rancangannya. Orang yang mengajak tahu yang akan diajak. Duniamu sesungguhnya telah membutakan hatimu sampai kalian tak melihat apa pun. Hati-hatilah kalian dari peristiwa yang menimpamu itu, sedikit demi sedikit bisa menghancurkanmu hingga kalian jadi korbannya di akhirnya. Kalian mabuk terbius oleh minumannya, sampai terputus tangan dan kakimu, sedang matamu melihat. Dan ketika sadar, anda bakal tahu apa yang telah anda lakukan. Inilah dampak dari cinta dunia, sedang musuh ada di belakangnya, ambisi terus menumpuknya. Itulah yang terjadi, hati-hati….


Anak-anak sekalian, tak ada kebahagiaan bagimu sementara kamu mencintai dunia. Kalian merasa sebagai pengajak Jalan Ilahi, anda merasa mencintai akhirat atau sedangkan anda masih terus mencintai dunia.Orang arif pecinta tak akan pernah mencintai semua itu bahkan semua hal selain Allah Azza wa-Jalla. Bila cinta kepadaNya paripurna, maka bagian dunia terasa hina. Begitu pula ketika sampai di akhirat, semua apa yang ditinggalkan di belakangnya, akan tampak ketika ada di depan Pintu Tuhannya. Semua ditinggalkan hanya demi meraih Wajah Ilahi. Allah memberikan semua bagian bagi para waliNya, sementara para wali itu merasa tidak memerlukan lagi dari bagian dunia itu. Sebab bagian jiwa adalah tersembunyi. Bagian nafsulah yang tampak kasat mata. Bagian hati tidak akan pernah tiba kecuali ketika bagian nafsu dibersihkan. Lalu terbukalah bagian konsumsi hati. Bila bagian hati telah terpuaskan di sisiNya, datanglah rahmat bagi nafsunya.Dikatakan pada hamba tersebut, “Jangan bunuh nafsumu…” Lalu saat itu ia meraih bagian nafsunya, dan itulah nafsunya yang muthmainnah.


Karena itu tinggalkan majlis yang penuh dengan kecintaan dunia, dan datangilah majlis yang zuhud dari dunia. Jenis tertentu akan bersenyawa dengan jenis yang sama, saling melingkari dan mengitari. Pecinta akan saling mencintai yang lain, saling menolong untuk dakwah menuju keimanan, tauhid, keikhlasan di dalam amal. Mereka meraih dengan kemampuannya di jalan Allah Azza wa-jalla. Siapa yang melayani akan dilayani, siapa yang berbuat baik akan diberi kebaikan. Siapa yang memberi akan diberi. Bila kalian berbuat untuk neraka, maka neraka esok bagimu.Amalmu adalah apa yang engkau raih. Kalian beramal dengan amaliah ahli neraka tetapi kalian berharap syurga. Bagaimana berharap syurga sementara kalian bukan orang yang melakukan amaliah ahli syurga? Orang yang memiliki hati adalah orang yang tidak saja taat secara fisik belaka, tetapi patuh jiwanya. Untuk apa beramal tanpa hati yang ikhlas? Orang yang riya’ hanya menampakkan visualnya, sedangkan orang ikhlas dengan hati dan lahiriyahnya.


Orang beriman itu hidup, sedang orang munafik itu mati. Orang beriman itu beramal untuk Allah, sedang orang munafik untuk dilihat sesama, dipuji dan mendapat balas budi. Tindakan orang beriman maujud dalam sunyi dan ramai, dan suka dan duka. Tindakan orang munafik hanya dalam tontonannya belaka. Ia berbuat baik ketika suka, tetapi ketika sedih ia menolak. Ia tidak bergabung dengan Allah Azza wa-Jalla, tak ada iman kepada Allah, kepada Rasul dan KitabNya. Tidak mengingat padang mahsyar maupun hisab. Islamnya hanya untuk cari perhatian dan selamat di dunia, bukan selamat di akhirat dari neraka dan siksanya. Dia sholat dan puasa untuk dilihat manusia, jika kembali sendiri, kembali pula pada kesibukan nafsunya dan kekufurannya.


Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari kondisi seperti ini. Kami mohon keikhlasan di dunia dan keikhlasan hari esok. Amin.


Anak-anak sekalian, sudah seharusnya kalian ikhlas ketika berbuat baik. Buanglah matamu untuk melihat amalmu dan ganti rugi, baik dari makhluk maupun Khaliq. Berbuatlah hanya untuk Wajah Allah, bukan dalam rangka meraih nikmatNya. Jadilah kalian termasuk yang berkehendak hanya menuju WajahNya. Carilah WajahNya, hingga Dia memberikan kepadamu. Bila Dia memberikan anugerah, pasti kalian dapatkan syurga di dunia dan di akhirat. Syurga dunia berupa taqarrub kepadaNya, dan syurga akhirat adalah memandangNya, serta segala janji dan jaminan yang diberikan kepadamu.Selamatkan dirimu dan hartamu, pada tangan kekuasaan, aturan dan rencanaNya.


Engkau telah dibeli olehNya, dan kelak harganya akan diberikan kepadamu.Wahai hamba-hamba Allah. Selamatkan dirimu kepadaNya. Katakan, “Jiwa, harta dan syurga hanya bagiMu, dan selainMu hanya untukMu. Kami tidak berhasrat sedikitpun selain DiriMu.” Dahulukan Allah sebelum syurga. Allah Yang Maha Asih sebelum jalan menuju kepadaNya. Wahai orang yang berhasrat syurga, engkau membelinya dan meramaikannya hari ini. Bukan besok. Alirkan sungaimu, airmu hari ini, bukan besok di akhirat.Wahai kaumku. Hari kiamat hati dan mata bergolak, dimana hari itu pijakan-pijakan bisa terpeleset. Padahal setiap orang beriman berpijak dengan kakinya iman dan ketakwaannya sendiri-sendiri. Kokohnya pijakan tergantung kokohnya iman di hari itu. Orang zalim akan menerima kebusukan di tangannya.


Orang yang suka merusak akan mendapatkan kehancurannya. Bagaimana ia bisa zalim dan bagaimana ia menjadi perusak, bagaimana ia pergi dari Tuhannya.Anak-anakku. Kalian jangan terpedaya oleh amal, sebab nilai amal itu ternilai di akhirnya. Semestinya kalian terus memohon kepada Allah azza wa-Jalla atas akhir hayat anda, dan diberikan rasa cinta untuk berbakti kepadaNya. Hati-hatilah kalian semua, ketika anda taubat, lalu kembali maksiat. Maksiat kepada Tuhanmu hari ini atau esok, akan membuat dirimu terhinakan dan terlempar dari pertolongan.Ya Allah tolonglah kami untuk taat kepadaMu dan janganlah kami Engkau hina dengan maksiat kepadaMu. Tuhan, berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.


Sang Pecinta - Pengajian Syeikh Abdul Qadir al JailaniHari Ahad pagi, 13 Jumadil Akhir 545 H di zawiyahnya.


Siapa yang melihat orang yang mencintai Allah Azza wa-Jalla maka orang itu telah melihat orang yang melihat Allah Azza wa-Jalla dengan hatinya dan masuk dengan rahasia hakikat jiwanya. Tuhan kita Azza wa-Jalla adalah yang Maujud dan Terlilihat. Nabi SAW bersabda : “Kalian akan melihat Tuhan kalian sebagaimana kalian melihat matahari dan bulan, sama sekali tidak bisa disembunyikan penglihatan dalam pandangannya.”Sekarang (di dunia) Allah dilihat melalui matahati, sedangkan besok (di akhirat) dengan mata kepala. “Tidak ada seuatu apa pun yang menyerupainNya, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”Para pecinta senantiasa ridlo hanya kepadaNya, bukan lainNya. Mereka memohon pertolongan hanya kepadaNya dan membatasi yang lainNya. Kepedihan faqir adalah kemanisan bagi mereka, lebih pada meraih RidloNya, mendapatkan nikmat dariNya. Kecukupan mereka pada kefaqiran mereka, kenikmatan mereka pada duka mereka, kemesraan mereka pada gentarnya mereka. Rasa dekat mereka pada jauh mereka, istirahat mereka pada beban mereka. Sungguh baik dan indah bagi mereka wahai yang bersabar, wahai yang ridlo, wahai mereka yang fana dari nafsunya dan hawa nafsunya.


Wahai orang-orang sufi, berselaraslah kalian dengan Allah swt dan ridlolah kepadaNya atas Af’alNya yang diberikan padamu dan sesamamu. Janganlah kalian semua mengajariNya dan merekayasa dengan akalmu kepadaNya, karena Dia lebih mengerti dari dirimu. “Allah Maha Tahu sedangkan kalian tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah: 216)Berhentilah di hadapanNya dengan jejak-jejak kekosongan dari akal dan pengetahuanmu serta ilmumu, agar kalian meraih ilmuNya. Biarkanlah dirimu dan jangan memilih, biarkan dirimu agar Dia memilihkan pengetahuanNya padamu. Membiarkan diri, lalu meraih pengetahuan, kemudian sampai pada yang diketahui, lalu sampai pada tujuan.Awalnya adalah kehendak, kemudian meraih maksud kehendak. Beramallah, sesungguhnya aku hanyalah pemintal tali, dimana aku memintal tali kalian yang putus.


Aku tidak punya sedikit pun kepentingan kecuali semua ini adalah kepentinganmu. Aku tak pernah susah kecuali susahmu. Aku terbang kemana pun kalian jatuh aku temukan.Yang terpenting bagi kalian adalah batu-batu yang terlontarkan, wahai orang yang hanya duduk-duduk, penuh dengan benan berat yang ditimbun oleh nafsu dan terikat oleh kesenangan nafsumu.


Ya Allah rahmati aku dan rahmati mereka.


Manifestasi Af’al Allah Ta’ala - Wejangan Spiritual Hazrat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani Diambil Dari Kitab “Fath al Ghaib” (Pembuka Rahasia Kegaiban)


Perbuatan Allah itu ditampakkan kepada Aulia dan Abdal di dalam pandangan dan pengalaman kerohanian. Ini berada di luar jangkauan akal manusia dan keluar dari adat kebiasaan. Penampakkan atau pemanifestasian ini ada dua jenis : yang pertama dinamakan “Jalal” (kebesaran dan keagungan) dan yang kedua dinamakan “Jamal” (keindahan). Jalal ini menimbulkan kehebatan dan mempengaruhi hati sedemikian rupa, sehingga tanda-tandanya tampak pada badan kasar.


Diceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW tengah melakukan shalat, terdengarlah oleh orang bunyi seperti air mendidih dari hati beliau, karena hebatnya dan gentarnya hati beliau ketika menghadap Allah SWT, ini adalah suatu pengalaman yang beliau rasakan apabila Allah menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya. Peristiwa seperti ini juga terjadi pada Nabi Ibrahim a.s. dan Khalifah Umar r.a.


Pengalaman yang akan dirasakan oleh seorang hamba apabila Allah memanifestasikan sifat Jamal-Nya adalah hati si hamba itu akan merasa gembira, tenang, sentosa dan selamat, ia akan mengucapkan kata-kata yang penuh kasih mesra, dan akan tampak tanda-tanda yang menggembirakan tentang karunia-karunia yang besar, kedudukan yang tinggi dan kedekatan kepada-Nya yang kepada-Nya-lah segala perkara mereka itu akan kembali. Inilah karunia-karunia dan rahmat Allah yang diberikan kepada mereka di dunia ini. Hati mereka yang cinta kepada-Nya akan dipuaskan oleh-Nya, sehingga mereka akan merasa senang. Allah mengasihi dan menyayangi mereka.


Nabi pernah bersabda kepada Bilal, “Hai Bilal, hiburlah hati kami”. Apa yang Nabi maksudkan adalah agar Bilal mengumandangkan adzan, supaya nabi memasuki shalat dengan merasakan manifestasi sifat Jamal Allah itu. Karena itu, Nabi bersabda, “Dan kesejukan mataku, telah kurasakan di dalam shalatku”.


Keluarlah Dari Syirik Dengan Taubat - Wejangan Spiritual Hazrat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani Diambil dari kitab “Fath al Ghaib” (Pembuka Rahasia Kegaiban)


Keluarlah dari dirimu sendiri dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhlah kepada perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, agar nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu setelah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga. Oleh karena itu, janganlah menghendaki sesuatu yang tidak dikehendaki oleh Allah. Kehendakmu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah adalah kehendak nafsu badaniah. Jika kehendak ini kamu turuti, maka ia akan merusak dirimu dan menjauhkanmu dari Allah.


Patuhilah perintah Allah, jauhilah larangan-Nya, bertawakallah kepada-Nya dan jangan sekali-kali kamu menyekutukan-Nya. Dia-lah yang telah menjadikan nafsu dan kehendakmu. Oleh karena itu, janganlah kamu berkehendak, berkebutuhan atau bercita-cita untuk mendapatkan sesuatu, agar kamu tidak tercebur ke lembah syirik. Allah berfirman : “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh, dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS 18:110)


Syirik itu bukan melulu menyembah berhala, tetapi termasuk juga di dalamnya adalah menuruti hawa nafsu dan menyekutukan apa saja yang ada di dunia dan di akhirat dengan Allah, karena apa saja selain Allah bukanlah Tuhan. Oleh karena itu, jika kamu tumpukan hatimu kepada sesuatu selain Allah, berarti kamu telah berbuat syirik. Maka, janganlah kamu menyekutukan Allah dengan jalan apapun juga, baik dengan jalan kasar maupun dengan jalan halus. Berjaga-jagalah selalu dan jangan berdiam diri, berhati-hatilah selalu dan waspadalah, semoga kamu beroleh keselamatan.


Segala kedudukan dan kebaikan yang kamu peroleh, jangan kamu katakan bahwa ia datang dari kamu sendiri atau kepunyaan kamu yang sebenarnya. Jika kamu diberi sesuatu atau kenaikan pangkat kedudukan, janganlah kamu hebohkan kepada siapapun. Sebab, ia dalam pertukaran suasana dari hari ke hari itu, Allah selalu menampakkan keagungan-Nya dalam aspek-aspek yang senantiasa baru, dan Allah berada di antara hamba-hamba-Nya dengan hati-hati mereka.


Boleh jadi apa yang dikatakan sebagai milik kamu itu akan dilepaskan-Nya dari kamu, dan boleh jadi apa yang kamu anggap kekal itu akan berubah keadaannya. Sehingga, jika hal itu terjadi kamu akan merasa malu kepada mereka yang kamu hebohkan itu. Maka, lebih baik kamu berdiam diri, simpan pemberian itu di dalam pengetahuan kamu saja dan tidak usah kamu sampaikan kepada siapapun. Jika kamu miliki sesuatu, ketahuilah bahwa itu adalah karunia Allah, bersyukurlah kepada-Nya dan mohonlah kepada-Nya supaya Dia menambahkan nikmat-nikmat-Nya kepadamu. Jika sesuatu itu lepas darimu, maka Dia akan menambah ilmumu, kesadaranmu dan kewaspadaanmu. Allah berfirman : “Apa saja ayat yang Kami nashkhkan atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu ?” (QS 2:106)


Oleh karena itu, janganlah kamu mengira bahwa Allah tidak berkuasa atas segala sesuatu, janganlah kamu menduga bahwa ketentuan dan peraturan-Nya mempunyai kekurangan dan janganlah kamu merasa ragu akan janji-Nya. Contohlah Nabi besar Muhammad SAW, ayat-ayat yang diwahyukan kepadanya dipraktekkan, dibaca di dalam masjid, ditulis di dalam buku, diambil dan ditukar dengan yang lainnya, dan perhatian Nabi diarahkan kepada wahyu-wahyu yang baru diterimanya yang menggantikan ayat-ayat yang telah lama. Ini terjadi dalam masalah-masalah hukum yang zhahir.


Berkenaan dengan masalah-masalah kebathinan, ilmu dan kondisi kerohanian yang didapatinya dari Tuhan, beliau senantiasa berkata bahwa hatinya selalu diliputi, dan beliau memohon perlindungan kepada Allah sebanyak tujuhpuluh kali di dalam satu hari. Juga diceritakan bahwa sebanyak seratus kali dalam sehari Nabi dibawa dari satu keadaan kepada satu keadaan yang lainnya yang dengan itu beliau dibawa menuju peringkat yang paling dekat kepada Allah.


Beliau mengembara ke alam yang maha tinggi sambil diselubungi oleh ‘nur’, dari satu peringkat kepada peringkat lainnya yang lebih tinggi. Tiap-tiap beliau menaiki satu peringkat, maka peringkat yang di bawahnya itu tampak gelap jika dibandingkan dengan peringkat atas itu. Semakin tinggi beliau naik, semakin bersinarlah nur Allah meliputi hati sanubarinya. Beliau senantiasa menerima pengarahan supaya memohon ampunan dan perlindungan Tuhan, karena sebaik-baiknya hamba Allah itu adalah mereka yang senantiasa memohon ampunan dan perlindungan Allah dan senantiasa pula kembali kepada-Nya. Ini dimaksudkan untuk menyadarkan kita bahwa kita ini mempunyai dosa dan kesalahan yang keduanya terdapat pada hamba-hamba Allah di dalam seluruh aspek kehidupannya, sebagai ahli waris Adam as, bapak seluruh manusia dan hamba pilihan Allah. Manakala kelalaian terhadap perintah Allah telah mengaburkan cahaya kerohanian Adam dan beliaupun menampakkan keinginannya untuk kekal hidup di surga berada di samping Tuhan, dan Tuhanpun berkehendak mengantarkan malaikat Jibril kepada beliau, maka ketika itulah kehendak diri (ego) beliau nampak, kehendak Adam bercampur dengan kehendak Allah.


Oleh karena itu, kehendak beliau dihancurkan, keadaan pertama itu dihilangkan, kedekatan kepada Tuhan di masa itu dihilangkan, cahaya keimanan yang bersinar terang itu berubah menjadi pudar dan kesucian rohani beliau telah menjadi sedikit kotor. Kemudian Allah hendak memberikan peringatan kepada beliau, menyadarkan beliau akan dosa dan kesalahannya, memerintahkannya untuk mengakui kesalahan dan dosanya serta meminta ampun kepada Allah. Adam as berkata, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihani kami, sudah barang tentu kami termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi”. Kemudian datanglah petunjuk kepada Beliau, kesadaran untuk bertobat, pengetahuan tentang hakikat akibatnya dan ilmu hikmah yang tersembunyi di dalam peristiwa inipun tersingkaplah.


Dengan kasih sayang-Nya, Allah menyuruh mereka supaya tobat. Setelah itu, kehendak yang timbul dari Adam diganti dan keadaannya yang semulapun dirubah, maka diberikanlah kepadanya jabatan “Wilayah” yang lebih tinggi serta diberi kedudukan di dalam dunia ini dan di akhirat kelak. Maka jadilah dunia ini sebagai tempat tinggalnya dan tempat keturunannya, dan akhirat kelak adalah tempat kembalinya yang kekal abadi.


Jadikanlah Nabi besar Muhammad SAW ; seorang Rasul dan kekasih Allah, hamba-Nya yang pilihan itu ; dan Adam, yaitu bapak seluruh manusia dan hamba pilihan Allah, sebagai contoh dan tauladan. Contohlah mereka berdua di dalam hal mengakui kesalahan dan dosanya sendiri, di dalam meminta ampun kepada-Nya dan di dalam memohon pertolongan-Nya dari segala noda dan dosa. Dan contohlah mereka di dalam hal merendahkan diri kepada Allah, karena manusia adalah mahluk yang lemah dalam segala halnya. 


Hakikat Pasrah Dalam Perjalanan Spiritual - Wejangan Spiritual Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani 


Janganlah kamu bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan dan jangan pula kamu mencoba menghindarkan diri dari malapetaka. Keuntungan itu akan datang kepadamu jika memang sudah ditentukan oleh Allah untuk kamu, baik kamu sengaja untuk mencarinya maupun tidak. Malapetaka itupun akan datang menimpamu, baik kamu menghindarkannya dengan doa dan shalat atau kamu menghadapinya dengan penuh kesabaran, karena hendak mencari keridhoan Allah.


Hendaklah kamu berserah diri dan bertawakal sepenuhnya kepada Allah di dalam segala hal, agar Dia memanifestasikan kerja-Nya melalui kamu. Jika kebaikan yang kamu dapati, maka bersyukurlah. Dan jika bencana yang menimpa kamu, maka bersabarlah dan kembalilah kepada Dia. Kemudian, rasakanlah keuntungan yang kamu dapati dari apa yang kamu anggap sebagai bencana itu, lalu tenggelamlah di dalam Dia melalui perkara itu sejauh kemampuan yang kamu miliki dengan cara keadaan rohani yang telah diberikan kepadamu.


Dengan cara inilah kamu dinaikkan dari satu peringkat ke peringkat lainnya yang lebih tinggi dalam perjalanan menuju Allah, supaya kamu dapat mencapai Dia. Kemudian kamu akan disampaikan kepada satu kedudukan yang telah dicapai oleh orang-orang shiddiq, para syuhada dan orang-orang saleh sebelum kamu. Dengan demikian kamu akan dekat dengan Allah, agar kamu dapat melihat kedudukan orang-orang sebelum kamu dengan menuju Raja Yang Maha Agung itu. Di sisi Tuhan Allah-lah kamu mendapatkan kesentosaan, keselamatan dan keuntungan. Biarlah bencana itu menimpa kamu dan jangan sekali-kali kamu mencoba menghindarkannya dengan doa dan shalatmu, dan jangan pula kamu merasa tidak senang dengan kedatangan bencana itu, karena panas api bencana itu tidak sehebat dan sepanas api neraka.


Telah diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya api neraka akan berkata kepada orang-orang yang beriman; ‘Lekaslah kamu pergi wahai orang-orang mu’min, karena cahayamu akan memadamkan apiku” Bukankah cahaya si Mu’min yang memadamkan api neraka itu serupa dengan cahaya yang terdapat padanya di dunia ini dan yang membedakan orang-orang yang ta’at kepada Allah dengan orang-orang yang durhaka kepada-Nya ? Biarkanlah cahaya itu memadamkan api bencana, dan biarkanlah kesabaranmu terhadap Tuhan itu memadamkan hawa panas yang hendak menguasai kamu. 


Sebenarnya, bencana yang datang kepada kamu itu bukannya akan menghancurkan kamu, melainkan sebenarnya adalah akan menguji kamu, mengesahkan kesempurnaan iman kamu, menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (QS 47:31)


Oleh karena itu, manakala kebenaran keimanan kamu telah terbukti dan kamu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dan perbuatan Allah, dan dengan idzin Allah juga, maka hendaklah kamu tetap bersabar dan ridho serta patuh kepada-Nya. Janganlah kamu melakukan apa saja yang dilarang oleh Allah. Apabila perintah-Nya telah datang, maka dengarkanlah, perhatikanlah, bersegeralah melakukannya, senantiasalah kamu bergerak dan jangan bersikap pasif terhadap takdir dan perbuatan-Nya, tetapi pergunakanlah seluruh daya dan upayamu untuk melaksanakan perintah-Nya itu.


Sekiranya kamu tidak sanggup melaksanakan perintah itu, maka janganlah lalai untuk kembali menghadap Tuhan. Mohonlah ampunan-Nya dan memintalah dengan penuh merendahkan diri kepada-Nya. Carilah sebab musabab mengapa kamu tidak sanggup melaksanakan perintah itu. Mungkin saja kamu tidak sanggup melaksanakan perintah itu lantaran kejahatan syak wasangka yang tedapat di dalam pikiranmu, atau kamu kurang bersopan santun di dalam mematuhi-Nya, atau kamu terlalu sombong dan bangga, atau kamu terlalu menggantungkan diri kepada daya dan upayamu sendiri, dan atau kamu menyekutukan Allah dengan dirimu atau mahluk. Akibat semua itu, kamu berada terlalu jauh dari Dia, membuatmu lupa untuk mematuhi Dia, kamu dijauhkan dari pertolongan-Nya, Dia murka kepadamu dan membiarkanmu asyik terlena dengan hal-hal keduniaan dan menuruti nafsu angkara murkamu. Tahukah kamu, bahwa semua itu menyebabkan kamu lupa kepada Allah dan menjauhkan kamu dari Dia yang menjadikan dan mengasuhmu serta memberimu rizki yang tiada terkira.


Oleh karena itu waspadalah terhadap apa saja yang dapat menjauhkan kau dari Allah. Berhati-hatilah terhadap apa saja selain Allah yang hendak memalingkan kamu dari Allah. Apa saja selain Allah bukanlah Allah. Karenanya, kamu jangan mengambil apa saja selain Allah lalu kamu membuang Allah, karena Allahmembencinya, maupun kamu mencoba menciptakan kamu itu hanya untuk mengabdi kepada-Nya saja. Maka janganlah kamu menganiaya dirimu sendiri dengan melupakan Allah dan perintah-Nya, karena hal ini akan menyeretmu masuk neraka yang bahan bakarnya terdiri atas manusia dan batu.


Ketika itu kamu akan menyesal, sesal yang tiada berguna lagi. Tobat pada waktu itu sudah tidak berguna lagi. Merataplah dan menangislah, tetapi siapakah yang berdaya untuk menolongmu ? Kamu memohon ampun kepada Allah, tetapi Allah tidak menerima permohonanmu lagi ketika itu. Kemudian kamu berangan-angan hendak kembali lagi ke dunia untuk membetulkan ibadahmu kepada Allah, tetapi apa daya dunia sudah tidak ada lagi bagi kamu.


Kasihanilah diri kamu itu. Gunakanlah segala daya dan upayamu untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT. Gunakanlah apa saja yang telah diberikan Allah kepadamu, berupa ilmu, akal, kepercayaan dan cahaya kerohanian kamu untuk mengabdikan diri kepada Allah, agar kamu diliputi cahaya yang terang benderang dan tidak lagi berada di dalam kegelapan. Berpegang teguhlah kepada Allah dan hukum-hukum-Nya, dan mengembaralah kamu menuju Allah menurut aturan-aturan yang telah ditentukan oleh Allah. Dia-lah yang telah menciptakan dan memelihara kamu seta menjadikan kamu seorang manusia yang sempurna. 


Janganlah kamu mencari apa-apa yang tidak diperintahkan-Nya dan janganlah kamu mengatakan bahwa sesuatu itu buruk sebelum Dia mengharamkannya. Apabila telah terdapat keserasian antara kamu dengan Allah dan perintah-Nya, maka seluruh alam ini akan menghambakan diri kepada kamu. Dan apabila kamu menghindarkan apa-apa yang diharamkan oleh Allah, maka semua perkara yang tidak diinginkan itu akan lari dari kamu di manapun juga kamu berada.


Allah berfirman, “Wahai manusia, Aku-lah Tuhan. Tidak ada Tuhan selain Aku. Jika Aku mengatakan kepada sesuatu, “Jadilah !” maka jadilah ia. Patuhlah kepada-Ku sehingga jika kamu mengatakan kepada sesuatu, “Jadilah !” maka jadilah ia.” Allah juga berfirman, “Wahai bumi, barangsiapa menghambakan dirinya kepada-Ku, maka berkhidmadlah engkau kepadanya. Dan barangsiapa menghambakan dirinya kepadamu, maka buatlah ia susah.” Demikianlah firman-firman Tuhan di dalam kitab-Nya.


Oleh karena itulah, jika datang larangan dari Allah, maka jadikanlah dirimu seolah-olah orang yang letih, lesu dan tiada berdaya; atau seperti tubuh yang tiada bersemangat, tiada berkehendak dan bernafsu, bebas dari dunia kebendaan, lepas dari nafsu-nafsu kebinatangan; atau bagaikan halaman rumah yang gelap gulita; dan atau seperti bangunan yang hendak roboh yang tidak berpenghuni. Hendaknya kamu menjadi seperti orang yang telah tuli, buta, bisu, sakit gigi, lumpuh, tidak bernafsu, tidak berakal dan badan kamu seolah-olah mati dan dibawa kabur. Hendaklah kamu memperhatikan dan segera melaksanakan perintah-perintah Allah. 


Bencilah dan malaslah untuk melakukan apa-apa yang dilarang oleh Allah, beraksilah terhadapnya seperti orang mati dan serahkanlah bulat-bulat dirimu kepada Allah. Minumlah minuman ini, ambillah obat ini dan makanlah makanan ini, supaya kamu bebas dari nafsu-nafsu kebinatangan dan kesetanan, agar kamu sembuh dari penyakit dosa dan maksiat serta terlepas dari ikatan hawa nafsu. Semoga kamu mencapai kesehatan jiwa yang sempurna.


Khalwat dan Uzlah


Hindarkanlah dirimu dari orang ramai dengan perintah Allah, dari nafsumu dengan perintah-Nya dan dari kehendakmu dengan perbuatan-Nya agar kamu pantas untuk menerima ilmu Allah. Tanda bahwa kamu telah menghindarkan diri dari orang ramai adalah secara keseluruhannya kamu telah memutuskan segala hubungan kamu dengan orang ramai dan telah membebaskan seluruh pikiranmu dengan segala hal yang bersangkutan dengan mereka.


Tanda bahwa kamu telah putus dari nafsumu adalah apabila kamu telah membuang segala usaha dan upaya untuk mencapai kepentingan keduniaan dan segala hubungan dengan cara-cara duniawi untuk mendapatkan suatu keuntungan dan menghindarkan bahaya. Janganlah kamu bergerak untuk kepentinganmu sendiri. Janganlah kamu bergantung kepada dirimu sendiri di dalam hal-hal yang bersangkutan dengan dirimu. Janganlah kamu melindungi dan menolong dirimu dengan dirimu sendiri. Serahkanlah segalanya kepada Allah, karena Dia-lah yang memelihara dan menjaga segalanya, sejak dari awalnya hingga kekal selamanya. Dia-lah yang menjaga dirimu di dalam rahim ibumu sebelum kamu dilahirkan dan Dia pulalah yang memelihara kamu semasa kamu masih bayi.


Tanda bahwa kamu telah menghindarkan dirimu dari kehendakmu dengan perbuatan Allah adalah apabila kamu tidak lagi melayani kebutuhan-kebutuhanmu, tidak lagi mempunyai tujuan apa-apa dan tidak lagi mempunyai kebutuhan atau maksud lain, karena kamu tidak mempunyai tujuan atau kebutuhan selain kepada Allah semata-mata. Perbuatan Allah tampak pada kamu dan pada masa kehendak dan perbuatan Allah itu bergerak. Badanmu pasif, hatimu tenang, pikiranmu luas, mukamu berseri dan jiwamu bertambah subur. 


Dengan demikian kamu akan terlepas dari kebutuhan terhadap kebendaan, karena kamu telah berhubungan dengan Al-Khaliq. Tangan Yang Maha Kuasa akan menggerakkanmu. Lidah Yang Maha Abadi akan memanggilmu. Tuhan semesta alam akan mengajar kamu dan memberimu pakaian cahaya-Nya dan pakaian kerohanian serta akan mendudukkan kamu pada peringkat orang-orang alim terdahulu.


Setelah mengalami semua ini, hati kamu akan bertambah lebur, sehingga nafsu dan kehendakmu akan hancur bagaikan sebuah tempayan yang pecah yang tidak lagi berisikan air walau setetespun. Kosonglah dirimu dari seluruh perilaku kemanusiaan dan dari keadaan tidak menerima suatu kehendak selain kehendak Allah. Pada peringkat ini, kamu akan dikaruniai keramat-keramat dan perkara-perkara yang luar biasa. Pada zhahirnya, perkara-perkara itu datang darimu, tapi yang sebenarnya adalah perbuatan dan kehendak Allah semata. 


Oleh karena itu, masuklah kamu ke dalam golongan orang-orang yang telah luluh hatinya dan telah hilang nafsu-nafsu kebinatangannya. Setelah itu kamu akan menerima sifat-sifat ke-Tuhan-an yang maha tinggi. Berkenaan dengan hal inilah maka Nabi besar Muhammad Saww bersabda, “Aku menyukai tiga perkara dari dunia ini: bau-bauan yang harum, wanita dan shalat yang apabila aku melakukannya, maka mataku akan merasa sejuk di dalamnya”. Semua ini diberikan kepadanya setelah seluruh kehendak dan nafsu sebagaimana disebutkan di atas terlepas dari dirinya.


Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya karena Aku”. Allah Ta’ala tidak akan menyertai kamu, sekiranya semua nafsu dan kehendakmu itu tidak diluluhkan. Apabila semua itu telah hancur dan luluh, dan tidak ada lagi yang tersisa pada dirimu, maka telah pantaslah kamu untuk ‘diisi’ oleh Allah dan Allah akan menjadikan kamu sebagai orang baru yang dilengkapi dengan tenaga dan kehendak yang baru pula.


Jika egomu tampil kembali, walaupun hanya sedikit, maka Allah akan menghancurkannya lagi, sehingga kamu akan kosong kembali seperti semula, dan untuk selamanya kamu akan tetap luluh hati. Allah akan menjadikan kehendak-kehendak baru di dalam diri kamu dan jika dalam pada itu masih juga terdapat diri (ego) kamu, maka Allah-pun akan terus menghancurkannya. Demikianlah terus terjadi hingga kamu menemui Tuhanmu di akhir hayatmu nanti.


Inilah maksud firman Tuhan, “Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya karena Aku.” Kamu akan mendapatkan dirimu ‘kosong’, yang sebenarnya ada hanyalah Allah. Di dalam hadits Qudsi, Allah berfirman, “ Hamba-Ku yang ta’at senantiasa memohon untuk dekat dengan-Ku melalui shalat-shalat sunatnya. Sehingga aku menjadikannya sebagai rekan-Ku, dan apabila Aku menjadikan dia sebagai rekan-Ku, maka aku menjadi telinganya yang dengan itu ia mendengar, menjadi matanya yang dengannya dia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia memegang dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan, yakni ia mendengar melalui Aku, memegang melalui Aku, dan mengetahui melalui Aku.”


Sebenarnya, ini adalah keadaan ‘fana’ (hapusnya diri). Apabila kamu sudah melepaskan dirimu dan mahluk, karena mahluk itu bisa baik dan bisa juga jahat dan karena diri kamu itu bisa baik dan juga bisa jahat, maka menurut pandanganmu tidak ada suatu kebaikan yang datang dari diri kamu atau dari mahluk itu dan kamu tidak akan merasa takut kepada datangnya kejahatan dari mahluk. Semua itu terletak di tangan Allah semata. Karenanya, datangnya buruk dan baik itu, Dia-lah yang menentukannya semenjak awalnya.


Dengan demikian, Dia akan menyelamatkan kamu dari segala kejahatan mahluk-Nya dan menenggelamkanmu di dalam lautan kebaikan-Nya. Sehingga kamu menjadi titik tumpuan segala kebaikan, sumber keberkatan, kebahagiaan, kesentosaan, nur (cahaya) keselamatan dan keamanan.


Oleh karena itu, ‘Fana’ adalah tujuan, sasaran, ujung dan dasar perjalanan wali Allah. Semua wali Allah, dengan tingkat kemajuan mereka, telah memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah untuk menggantikan kehendak atau kemauan mereka dengan kehendak atau kemauan Allah. Mereka semuanya menggantikan kemauan atau kehendak mereka dengan kemauan atau kehendak Allah. Pendek kata, mereka itu mem-fana-kan diri mereka dan me-wujud-kan Allah. Karena itu mereka dijuluki ‘Abdal’ (perkataan yang diambil dari kata ‘Badal’ yang berarti ‘pertukaran’).


Menurut mereka, menyekutukan kehendak mereka dengan kehendak Allah adalah suatu perbuatan dosa. Sekiranya mereka lupa, sehingga mereka dikuasai oleh emosi dan rasa takut, maka Allah Yang Maha Kuasa akan menolong dan menyadarkan mereka. Dengan demikian mereka akan kembali sadar dan memohon perlindungan kepada Allah. Tidak ada manusia yang benar-benar bebas dari pengaruh kehendak egonya (dirinya) sendiri, kecuali malaikat.


Para malaikat dipelihara oleh Allah dalam kesucian kehendak mereka dan para Nabi dipelihara dari nafsu badaniah mereka. Sedangkan jin dan manusia telah diberi tanggung jawab untuk berakhlak baik, tetapi mereka tidak terpelihara dari dipengaruhi oleh dosa dan maksiat. Para wali dipelihara dari nafsu-nafsu badaniah dan ‘abdal’ dipelihara dari kekotoran kehendak dan niat. Walaupun demikian, mereka tidak bebas mu tlak, karena merekapun mungkin mempunyai kelemahan untuk melakukan dosa. Tapi, dengan kasih sayang-Nya, Allah akan menolong dan menyadarkan mereka. (Fathul Ghaib – Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani)


Maqam Syarif Syaikh Abdul Qadir al Jailani - Mati Sebelum Mati


Apabila kamu ‘mati’ dari mahluk, maka akan dikatakan kepada kamu, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan mematikan kamu dari nafsu-nafsu badanniyah. Apabila kamu telah ‘mati’ dari nafsu badanniyah, maka akan dikatakan kepada kamu, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan mematikan kamu dari kehendak-kehendak dan nafsu. Dan apabila kamu telah ‘mati’ dari kehendak dan nafsu, maka akan dikatakan kepada kamu, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan menghidupkan kamu di dalam suatu ‘kehidupan’ yang baru.


Setelah itu, kamu akan diberi ‘hidup’ yang tidak ada ‘mati’ lagi. Kamu akan dikayakan dan tidak akan pernah papa lagi. Kamu akan diberkati dan tidak akan dimurkai. Kamu akan diberi ilmu, sehingga kamu tidak akan pernah bodoh lagi. Kamu akan diberi kesentosaan dan kamu tidak akan merasa ketakutan lagi. Kamu akan maju dan tidak akan pernah mundur lagi. Nasib kamu akan baik, tidak akan pernah buruk. Kamu akan dimuliakan dan tidak akan dihinakan. Kamu akan didekati oleh Allah dan tidak akan dijauhi oleh-Nya. Martabat kamu akan menjadi tinggi dan tidak akan pernah rendah lagi. Kamu akan dibersihkan, sehingga kamu tidak lagi merasa kotor. Ringkasnya, jadilah kamu seorang yang tinggi dan memiliki kepribadian yang mandiri. Dengan demikian, kamu boleh dikatakan sebagai manusia super atau orang yang luar biasa.


Jadilah kamu ahli waris para Rasul, para Nabi dan orang-orang yang shiddiq. Dengan demikian, kamu akan menjadi manikam bagi segala kewalian, dan wali-wali yang masih hidup akan datang menemui kamu. Melalui kamu, segala kesulitan dapat diselesaikan, dan melalui shalatmu, tanamantanaman dapat ditumbuhkan, hujan dapat diturunkan, dan malapetaka yang akan menimpa umat manusia dari seluruh tingkatan dan lapisan dapat dihindarkan. Boleh dikatakan kamu adalah polisi yang menjaga kota dan rakyat.


Orang-orang akan berdatangan menemui kamu dari tempat-tempat yang dekat dan jauh dengan membawa hadiah dan oleh-oleh dan memberikan khidmat (penghormatan) mereka kepadamu. Semua ini hanyalah karena idzin Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa jua. Lisan manusia tak henti-hentinya menghormati dan memuji kamu. Tidak ada dua orang yang beriman yang bertingkah kepadamu. Wahai mereka yang baik-baik, yang tinggal di tempat-tempat ramai dan mereka yang mengembara, inilah karunia Allah. Dan Allah mempunyai kekuasaan yang tiada batas. (Fathul Ghaib – Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jailani)

1 komentar:

  1. Salamualaikum.. saya mohon review blog sy http://tijanuljawahir.blogspot.com/ Blog manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani versi Sunda yang ditulis dengan huruf arab..Terimakasih
    Wasalam

    BalasHapus