Selasa, 20 Maret 2012

ADAB BERSENGGAMA


Dijelaskan bahwa senggama mempunyai beberapa adab (tatakrama) antara lain :
1. Suami haruslah membersihkan hatinya dan menghiasi diri dengan tobat dari semua dosa dan kesalahan serta cela-cela yang telah dilakukan. Serta membersihkan diri dengan ; membersihkan mulut (menyikat gigi), lebih utama apabila mandi dulu karena akan menambah kekutan pada tubuhnya.  

2. Mendahulukan kaki kanan, kemudian mengucapkan :

ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺮﺴﻭﻝ ﺍﷲ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻡ
Bismillahi Wassalami Ala Rosulillahi Assalamu alaikum.

Selanjutnya mengerjakan shalat dua rakaat atau lebih banyak, dengan membaca surat-surat yang mudah baginya. Setelah itu membaca ;
  • surat Al-Fatihah 3 x
  • surat Al-Ikhlas 3 x
  • membaca solawat kepada Nabi Muhammad Saw 3 x
  • berdoa dan - mendekatkan diri kepada Allah swt dalam mempergauli istrinya, rukun, baik dan kekal rasa cintanya.

Setelah itu membaca doa berikut :

ﺍﻟﻟﻬﻡ ﺑﺎﺭﻚ ﻠﻰ ﻔﻰ ﺍﻫﻟﻰ ﻭﺑﺎﺭﻚ ﻷﻫﻟﻰ ﻔﻰ ﺍﻟﻟﻬﻡ ﺍﺭﺯﻘﻬﻡ ﻤﻨﻰ ﻭﺍﺭﺯﻘﻨﻰ ﻤﻧﻬﻡ ﻭﺍﺭﺯﻘﻨﻰ ﺍﻠﻔﻬﻡ ﻭﻤﻭﺩﺘﻬﻡ ﻭﺍﺭﺯﻘﻬﻡ ﺍﻠﻔﻰ ﻭﻤﻭﺩﺘﻰ ﻭﺤﺑﺐ ﺑﻌﺿﻨﺎ  

Allaahumma baariklii fi ahlii wabaarikli ahli fii, Allahummarzuqhumminnii warzuqnii minhum warzuqnii ulfahum wa mawaddatahum warzuqhum ulfii wa mawaddatii wahabbib ba’dlonaa. 

“Ya Allah limpahkanlah berkah-Mu kepada kami di dalam ahli kami, dan berkah-Mu kepada ahli kami di dalam kami. Yaa Allah limpahkanlah rezeki-Mu kepada mereka dari kami dan rezeki-Mu kepada kami dari mereka. Limpahkan pula rezeki-Mu kepada kami atas kerukunan serta cinta mereka. Dan limpahkanlah rezeki-Mu kepada mereka atas kerukunan serta kecintaan kami dan berilah saling mencinta kepada sebagian kami dengan sebagian yang lain.

3. Sebaiknya suami memerintahkan kepada istrinya agar ; berwudu, bila dia belum suci. Selanjutnya, sang suami memerintahkan lagi kepada sang istri agar melakukan salat dibelakangnya dan mengamini doa-doanya. Dijelaskan bahwa suami setelah salat dan berdoa, kemudian menghadap istrinya dari arah yang tepat dan memberi salam lagi kepadanya, tangannya diletakkan di atas kening istrinya, yaitu bagian depan kepala dengan kening (ubun-ubun) kemudian berdoa dengan doa sebagai berikut :

ﺍﻠﻠﻬﻡ ﺍﻨﻰ ﺍﺴﺄﻠﻚ ﺨﻴﺮﻫﺎ ﻮﺨﻴﺮ ﻤﺎ ﺠﺒﻠﺘﻬﺎ ﻋﻟﻴﻪ ﻭﺍﻋﻮﺬ ﺒﻚ ﻤﻥ ﺷﺮﻫﺎ ﻮﺷﺮ ﻤﺎ ﺟﺒﻠﺘﻬﺎ ﻋﻠﻴﻪ

Allaahumma inni Asaluka khoirohaa wakhoiro maa jabaltaha ‘alaihi wa au’dzubika min syarrihaa wasyarri maa jabaltahaa ‘alaihi. “Ya Allah, aku memohon kepada Engkau atas kebaikan istri dan kebaikan tabi’at yang telah Engkau tabiatkan kepadanya.

Dan aku berlindung kepada Engkau dari kejelakan istri dan kejelakan tabiat yang telah Engkau tabiatkan kepadanya.”

Sebagaimana keterangan hadits, ada pula keterangan, bahwa barangsiapa yang mengamalkan doa-doa tersebut, Allah swt akan memberi kebaikan kepada istri dan menjauhkan suami dari kejelekan istri.  

4. Selanjutnya, ketika tangannya masih berada di atas kening istrinya, sang suami membaca pula surat :
  • Yasin 1x
  • Waqiah yaitu surat Muzni 1x
  • Dhuha 1x - Insyirah 1x
  • An-Nashr yaitu idzajaa Anasrullaahi 1 x
  • Ayat Kursi 1x. Ayat Kursi ini disebut juga ayat-ayat pelindung diri. Keseluruhan dari bacaan itu dibaca sekali, kemudian ditambahi dengan membaca
  • Al-Qadr 3x, sebagaimana keterangan yang telah ada.


5. ketika hendak melakukan Jima’, hendaknya mengucapkan doa di bawah ini :

ﺑﺴﻡ ﺍﷲ ﺍﻠﻠﻬﻡ ﺠﻨﺐ ﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦ ﻮﺠﻨﺐ ﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦ ﻤﺎﺮﺯﻗﺗﻨﺎ
Bismillahi Allahumma Jannibissyaithoon Wajannibisysyaithona Maa Rozaqtanaa

“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah Jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkan setan dari apa yang engkau karuniakan pada kami.”

Doa ini jangan sampai dilalaikan karena doa ini merupakan salahsatu penyebab keshalihan seorang anak, dan menjadikannya terlindung dari pengaruh setan la’natullah.

6. Adab orang yang akan memasuki senggama juga diisyaratkan pula sebagai berikut : Kemudian suami membaca Yaa Raqib 7 x pada leher istri, maka tak dikhawatirkan watak jelek istri. Sesungguhnya Allah mengizinkan ntuk memberi penjagaan ; demikian Yaa Raqib dibacakan pada anak yang baru dilahirkan.” Suami sewaktu memasuki sanggama bersama istrinya, agar melakukan hal-hal sebagai tambahan zikir-zikir yang telah disebutkan. Yaitu suami meletakan tangannya di atas leher istri, dengan kata lain suami merangkul istrinya. Ketika akan memasuki berbulan madu dan sebelum meletakkan tangan di atas ubun-ubun istri, agar membasuh ujung kedua tangan temanten wanita (istri) dan kedua kakinya dengan air pada suatu wadah. Suami membaca asma Allah swt dan sholawat kepada Nabi Muhammad saw. Kemudian air kelebihannya disiramkan ke setiap sudut rumah. Karena sesungguhnya ada keterangan, bahwa melakukan hal yang semacam itu dapat menghilangkan kejelekan dan mendapatkan kebaikan dan keutamaan dari Allah swt.

7. Kemudian suami hendaknya bersenda gurau bersama istri, bermain-main, bermesra-mesraan dengan berbuat sesuatu yang diperbolehkan misalnya memegang-megang anak buah payudara (puting), merangkul-rangkul, mendekap-dekap dan mencium pipi, kening leher, payudara, perut dan semua anggota tubuh istri, tapi dianjurkan untuk tidak mencium kedua matanya, karena mencium kedua mata istri dapat menyebabkan perpisahan dan jangan sampai semua itu dilakukan dalam keadaan lupa pada Allah. Setiap helakan nafas, detakan jantung kita harus senantiasa diisi dengan dengan berdzikir mengingat Allah (Dzikir Khofi) yaitu dzikir di dalam hati. Maka dari itu carilah guru yang membimbing supaya hati kita selalu mengingat Allah Swt.

8. Sebaiknya anda melakukan dengan mengelus pipi, buah dada sambil bercakap-cakap yang penuh kemesraan. Sebentar-bentar mencium dan netek puting payudara, sedangkan tangan merayap di daerah tubuh yang lain dan sebagainya, begitu juga kecupan harus dilakukan maka akan menambah kemesraan diantara keduanya.

9. Suami dan istri dianjurkan merasakan ludah air liur satu sama lain, tentunya dengan cara berciuman. Hal ini akan lebih mendorong rangsangan terutama istri.

10. Melakukan Wudhu diantara dua jima, atau melakukan senggama yang kedua (ronde kedua), karena dengan wudhu insyallah akan membuat jima menjadi lebih giat. Tetapi mandi lebih Afdhal (utama).

11. Hendaknya pasangan suami istri meniatkan persetubuhan mereka ini, untuk menghindarkan diri dari maksiat dan menjauhkannya terjerumus pada hal-hal yang diharamkan Allah Swt, dengan demikian maka persetubuhan itu dicatat sebagai sedekah bagi mereka. Sebagaimana sabda Rosul Saw : Wafii Budh’i ahadikum Shodaqoh “ Dan pada kemaluan salah seorang dari kalian adalah sedekah”

12. Seseorang yang junub, hendaknya berwudhu sebelum tidur, tetapi mandi lebih utama, agar ia tidur dalam keadaan suci. Selanjutnya dijelaskan, bahwa yang dimaksudkan, adalah sewaktu melakukan sanggama, maka alangkah lebih baik dilakukan ketika di dalam rumah tidak ada orang lain, karena senggama termasuk aurat, dan aurat wajib ditutup. Karena apabila ada orang lain dikhawatirkan dia akan terbangun pada saat sanggama sudah mulai menginjak detik-detik yang menggetarkan seluruh anggota tubuh. Maka semuanya menjadi buyar, timbullah kekecewaan diantara suami istri. Keterangan yang ada dalam kitab An-Nawadir, bahwa Imam Malik memberi hukum makruh pada masalah senggama seperti itu.

Syekh Zuhuni berkata : bahwa larangan senggama itu sangat beralasan sekali bagi kebanyakan manusia, dimana mereka mempunyai anak-anak, lebih-lebih jika mereka sedang menyusui. Dikhawatirkan, jika senggama harus dilakukan, tiba-tiba sewaktu ejakulasi akan berlangsung sebagaimana mestinya, si kecil terbangun, maka sang istri akan dan harus menghadapi kebutuhan ganda yang sama-sama kuat, yaitu kebutuhan untuk melakukan ejakulasi secara bersamaan dengan sang suami, sementara si kecil merengek minta menetek. Maka dari itu hati-hati dan lihatlah situasi dan kondisi agar suasana nyaman dan memungkinkan untuk melakukan hajat suami istri.

Dalam hal ini, dijelaskan, bahwa sengama dapat dilakukan pada setiap keadaan dan dengan cara yang mungkin dapat dilakukan, selain cara yang akan dibahas oleh Syekh di bawah ini. Karena firman Allah swt menjelaskan : “Maka, garaplah ladang kalian, kapan saja kamu kehendaki.” Artinya, pada suatu keadaan, di mana kamu menghendakinya, sebagaimana keterangan yang telah disebutkan.

Sahabat Ali Karramallahu wajhah berkata: “Wanita adalah sebagai kendaraan bagi pria, maka ia akan mengendarainya kapan saja dibutuhkan.” Akan tetapi, cara yang disunahkan adalah cara-cara yag telah diterangkan pada keutamaan bersanggama, yaitu kata penazam: “ Kemudian suami ke atas istri secara pelan-pelan”. Kemudian ada cara lain disamping cara-cara tersebut, sebagaimana yang dikatakan syekh penazam: “Pendapat lain, bahkan dari belakang istri, diperbolehkan juga”, artinya senggama dilakukan dari arah belakang istri.

Hadis nabi Saw : “Nabi Saw bersabda : Tidak apa-apa melakukan senggama dari arah belakang, apabila sanggama itu tertuju hanya pada satu lubang.” Adapun yang dimaksud dengan kata “satu lubang” adalah vagina (farji). Sebagian fudhala’ mengatakan, bahwa senggama menggunakan cara-cara yang lain, karena ini terdapat banyak pengobatan (kesehatan) badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar