Alkisah suatu saat seorang Kakek yang hadir dalam sebuah pengajian yang dipimpin oleh seorang Ustadz muda, bertanya: “Anakku, Tadi Anakku menyampaikan ceramah tentang Aqidah, tentang Allah, boleh kakek bertanya? Dimanakah Allah itu?”. Sebuah pertanyaan yang membuat sang Ustadz muda bingung, sangat dalam sekali.
Saat itu pula ia teringat pesan Guru-nya, jika ada yang bertanya dimana pertanyaan itu bukan sifatnya ingin tahu atau ingin sekedar menguji dan kita tidak tahu jawabannya maka berikanlah jawaban seperti ini “Sesungguhnya orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya”.
Kakek itupun manggut-manggut, sambil tertunduk beliau bertanya lagi.
“Anakku, coba ambilkan Pelita itu (sebuah kaleng cat minyak yang berisi minyak tanah dan diberi api disumbunya), boleh kakek bertanya? Kapan Pelita ini disebut Pelita? “.
Kembali sang Ustad memberikan jawaban “Kakek, Saya tidak bisa menjawabnya, Terangkanlah pada Saya”. Sang Kakek bukan malah menjawabnya tetapi memberikan pertanyaan baru lagi “Jika Kakek Tiup Api diatas Pelita ini, Kakek bertanya, Tahukan Engkau Anakku, Kemana Perginya Api Itu?”.