Sabtu, 02 Agustus 2014

MENJELASKAN BANGUNAN THORIQOT

Sumber : Risalah Iqodzun Niyaam
Penulis : Syekh Ahmad Badri bin Abdillah

FASHAL I
Pondasi thoriqot itu ada enam ;
1. (Taubat) ; merasa kapok terhadap kesalahan yang telah dilakukan dan menjaga agar tidak terjadi penyesalan pada masa yang akan datang,
2. (Uzlah) ; menjauh dari hal yang membuat hati menjadi bimbang dan memilih akan hal yang akan menghasilkan maksud,
3. (Zuhud) ; sengaja menunda hal yang akan mengikat diri,
4. (Qona’ah) ; menerima dan merasa cukup akan milik, meskipun sedikit asalkan bisa membawa selamat,
5. (Taqwa) ; ta’at akan perintah syara’,
6.(Taslim) ; menyerahkan sekujur badan (pasrah) kepada Allah disertai melakukan usaha yang telah diamanatkan kepadanya.

FASHAL II
Tiang thoriqot itu ada enam ;
1. (Ilmu) ; mengetahui aturan-aturan dan memahaminya,
2. (Hilm) ; berbelas kasih, tidak terburu-buru, manis budi, sayang dan menyayangi,
3. Sabar ; mau menahan diri terhadap hal yang tidak sesuai dengan nafsu,
4. (Rido) ; menerima bagian dari Allah,
5. (Ikhlas) ; segala maksud dan amal ibadah dikhususkan hanya bagi Allah,
6. (Husnul Khuluq) ; baik budi pekerti, tata karma kepada kholiq dan makhluk.


FASHAL III
Bilik atau Dinding thoriqot yakni pakaian orang yang menjalankan thoriqot ada enam ;
1. (Ma’rifatullah bid Daliili wal Burhan) ; mengenal Allah berdasarkan dalil dan keterangan,
2. (Yaqin) ; rasa percaya penuh akan keterangan,
3. (Sakhowah) ; tentramnya hati dan tidak cepat emosi,
4. (Shidiq) ; benar kepercayaannya kepada Allah, Rasulullah dan keterangan,
5. (Tafakur); berfikir tentang makhluk agar digunakan sebagai petunjuk atas keterangan untuk menjelaskan kholiq,
6. ( ....... )

FASHAL IV
Pakunya thoriqot yakni pasak agar tertancapnya thoriqot ada enam ;
1. (Mulazamah Zikrullahi Ta’ala) ; tetap dan dawam ingat kepada Allah yang maha mengurus dan menjaga seluruh alam sehingga ingatnya kepada Allah itu selamanya,
2. (Tarkul Hawa) ; meninggalkan keinginan diri dan merasacukup akan kehendak Tuhannya,
3. (Tarku Dunya); menunda keduniawian yakni menunda hal yang hanya berguna di dunia,
4. (Ilzam Ithba’ Diin) ; memegang erat dan turut akan agama,
5. (Mulazamah Ithba’ Al-khair Wash-sholah) ; tetap ta’at akan kebaikan dan melakukan ishlah (perbaikan/perdamaian),
6. (Fa’lul Khairat) ; melakukan pekerjaan yang baik dan kekal manfa’atnya.

FASHAL V
Adapun atap, usuk dan gentengnya thoriqot yang sering disebut adab-adab dalam berzikir thoriqot itu ada dua belas ;
(1) Harus memiliki guru mursyid yang telah diberi izin dengan shohih dan cukup ilmunya agar murid tidak bertanya kepada orang lain serta senantiasa memberikan ilmu kepada murid  tersebut,
(2) Dalam menjalani zikir yang telah ditetapkan, murid  membayangkan  bahwa dirinya ditatap oleh gurunya agar segala ajarannya tidak disia-siakan,
(3) Harus dijaga dari zikir ghoflah, yaitu praktiknya seperti orang berzikir tapi hatinya tidak,
(4) Harus bersih dari hadats dan najis, tidak berbeda dengan orang yang akan melaksanakan shalat,
(5) Harus menghadap kiblat apabila dalam keadaan sendiri,
(6) Tidak boleh ada pemandangan yang ditatap olehnya selain gurunya saja,
(7) Harus memejamkan mata agar dapat dirasa lebih terkumpul,
(8) Harus duduk di tempat yang gelap dan sepi agar lebih tenteram,
(9) Apabila sedang mempraktikan zikir nafi itsbat harus sampai ke seluruh lathoif, apabila mempraktikan zikir itsbat saja maka harus diposisikan pada lathoifnya begitu juga apabila sedang mempraktikan zikir muroqobah maka itu juga harus ikut kepada aturan-aturan yang telah diterangkan dalam kitab tanbihus salik fi khoiril masalik,
(10) Harus mengerti akan makna kalimat-kalimat yang dipakai dalam berzikir, sebab kalimat yang dipakai dalam zikir itu tidak mesti kalimat syahadat atau kalimat Allah - Allah saja, akan tetapi kalimat apa saja yang memiliki makna sama diwarid berdasarkan syara’ bahwa kalimat itu masih sama,
(11) Setiap langkah zikir harus ada bekas pada tiap-tiap lathifahnya, yang dimaksud adalah harus sampai tercipta ikut zikir, bahkan seluruh badannya memiliki rasa ikut zikir,
(12) Harus membaca “sayyiduna muhammadurrosulullah” pada setiap penghabisan zikir nafi itsbat yang telah ditetapkan.

1 komentar: